Showing posts with label Peluang Usaha. Show all posts
Showing posts with label Peluang Usaha. Show all posts

Monday, February 27, 2012

Raup Untung dari usaha Aksesori Unik

Aksesori bagi wanita, seperti kalung, gelang, cincin, dan bros, akan selalu menjadi komoditas menjanjikan. Selama ada wanita, aksesori akan tetap dicari. Aksesori ini mampu memberi pengaruh yang luar biasa dalam mengangkat pamor seorang wanita.

Jeli dan peka. Inilah kunci awal Diana Amalia saat memberanikan terjun menekuni bisnis aksesori wanita, dua tahun silam. Diana baru menyadari bahwa selama ini dirinya hanya sebagai kolektor aksesori. Kenapa tidak berpikir sebaliknya, membuat sekaligus memasarkannya.

“Saya awalnya memang hobi mengoleksi aksesori. Kalau ada yang unik, selalu saya beli. Lama-lama saya berpikir, kenapa tidak membuat aksesori sendiri saja,” kenang alumnus Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Surabaya, Rabu (26/10).

Diana makin yakin karena dia memiliki keterampilan mendesain aksesori. Perempuan kelahiran Gresik, 7 September 1963 ini, akhirnya memutuskan berkarya dan berbisnis aksesori. Bisnis aksesori ini benar-benar ditangkap sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Ia melihat aksesori yang selama ini beredar di pasar nyaris selalu monoton dan minim kreasi.

Namun, ibu tiga anak ini sadar bahwa dibutuhkan cukup modal untuk membuka usaha aksesori. Sementara, kala itu ia hanya mengantongi dana Rp 2 juta. Konsekuensinya, modal cekak ini harus diimbangi dengan keterampilan, minimal membuat desain sendiri.

Dengan modal seadanya, Diana memutuskan membuat aksesori berbahan baku tembaga yang dikombinasikan dengan bahan alam. Pilihannya jatuh pada batu turkis, batu yang tampak serat atau akarnya, selain ada juga batu manau dan batu alam lain. Soal bahan baku, ia mencari tahu ke teman-teman sesama perajin aksesori mengenai bahan baku dan mereka sangat kooperatif.

“Tembaga pun saya memimpikan tembaga dengan warna yang kuat. Emas kehitaman. Saya mendapat penjelasan dari tukang tembaga. Untuk batunya, harus batu turkis. Kalau tidak unik, mana mungkin diminati,” ujar Kabag Humas Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Surabaya ini, yang mendapat bahan baku dari Surabaya dan Jakarta.

Dengan mengusung merek Dinar Aksesori, Diana melibatkan 12 orang ibu rumahtangga dalam pengerjaannya. Mereka bertugas merangkai dan merajut setiap aksesori. Begitu bahan yang dipesan sesuai desain datang, ibu-ibu itu mengerjakan di rumah masing-masing.

“Enak kerjanya, bisa dibawa pulang. Setelah menuntaskan pekerjan rumah beralih menuntaskan aksesori. Selain dapat tambahan penghasilan juga ada kesibukan yang menghasilkan uang,” kata Heni, salah satu pekerja.

Setidaknya, para ibu rumah tanggan itu makin berdaya. Kapasitas produksi saat ini mencapai 300 item per hari. Diana memberikan contoh gambar dan para ibu itu merangkainya. Yang paling rumit adalah menyambungkan kawat. Kini, Dinar Aksesori telah dipercaya Dinas Koperasi dan UMKM Jatim menjadi mitra.

“Saya sengaja tidak memberlakukan penawaran harga. Setiap produk, kami cantumkan label harga sesuai kelasnya. Rata-rata harga aksesori antara Rp 70.000–Rp 100.000 per buah,” jelas Diana.

Kini, rata-rata omzet penjualan setiap bulan mencapai Rp 50 juta. Nilai ini tentu pendapatan kotor. Belum dipotong ongkos produksi, ongkos kemasan, sewa outlet, dan memberi honor pekerja.

Dua tahun menjalankan bisnisnya, kini ia sudah memiliki 12 outlet di Surabaya. Dua di antaranya di Royal Plaza dan City of Tomorrow Surabaya. Beberapa yang lain dititipkan ke outlet dan butik dengan sistem konsinyasi. Yakni, berbagi laba setelah barang terjual.

“Unik Mas. Warnanya sangat kuat dan tampak manis. Harganya juga sangat terjangkau,” kata Saraswati, salah satu pembeli. Terlebih, karyawan outletnya tak lupa memberi tip merawat aksesori agar warnanya tak cepat pudar. Di antaranya, setelah dipakai aksesori dilap tisu, disimpan di tempat tertutup, namun tetap cukup udara, hindari terkena bahan kimia, parfum, dan sabun.

Pemasaran dari Diri Sendiri

Hasil desain Diana mulai terlihat pada produk pertama 2009. Perempuan ini tak percaya dengan kreasi yang dia ciptakan. Ternyata, perpaduan tembaga bakar (emas kehitaman) dengan batu alam sangat serasi.

Awalnya, ia mengaku, sangat sulit mengenalkan karya unik itu kepada masyarakat. Satu-satunya cara dengan menjadikan diri sendiri sebagai model. Bros, kalung, gelang, atau aksesori lain selalu dipakai Diana setiap ada pertemuan.

Di luar dugaan, banyak tetangga, teman kerja di kampus UPN, teman-teman sesama humas, atau ibu-ibu istri pejabat tertarik. Saat itulah, perempuan ini memaksimalkan momen. Menunjukkan sekaligus menawarkan kreasi aksesorinya kepada teman.

Bros dengan aksen tembaga bergaris dan berukir menjadikan aksesori ini semakin unik. Atau untaian kalung tembaga berukir yang tampak elegan. Aksesori ini diakuinya, dibuat memang khusus untuk menyempurnakan baju batik atau baju etnik. “Aksesori tembaga bakar dan batu alam sangat cocok untuk baju batik atau kebaya. Kalau baju formal kurang pas,” ulasnya.

Beragam model Dinar Aksesori ini diminati karena warnanya yang elegan dan tidak mudah pudar. Tidak jarang, mereka minta dibuatkan tidak hanya bros. “Tetapi satu paket sehingga semakin serasi dan padu. Misalnya, kalung, gelang, cincin, sekaligus bros,” tambahnya.

Diana masih ingat, kalung desainnya yang masih lugu mulai diminati beberapa dosen di UPN. Rantai tembaga emas kehitaman hanya dikaitkan dengan liontin batu. Meski sederhana, namun tampak unik. Karena terlihat sederhana, Diana tertantang terus bereksperimen. Apalagi perkembangan desain aksesori makin dinamis.

sumber
foto : surya/ahmad zaimul haq
Tags
usaha aksesoris wanita, usaha aksesoris
Baca Selanjutnya...

Menghirup Laba Wangi Bisnis Aromaterapi

Siapa bilang pasar aromaterapi sudah jenuh. Meskipun bisnis ini ada sejak lebih dari satu dekade silam, namun terbukti para pelakunya masih bertahan sampai saat ini. Padahal, pelaku usahanya terus menjamur. Pasarnya tak pernah menyusut, sebaliknya terus melebar karena perubahan gaya hidup.

Bisnis aroma terapi

Haryanti Kristanto, pemilik Kedai Cantik, mengakui bisnis aromaterapi tidak pernah hilang ‘wangi’-nya. Dari tahun ke tahun, peminatnya terus tumbuh. “Terutama di luar Jawa yang permintaannya cukup tinggi,” ujar produsen aromaterapi merek Natural ini, Jumat (2/12).

Sejak 1998 menekuni bisnis ini, Haryanti mengaku, omzetnya tidak pernah susut. “Sayangnya konsentrasi saya terbagi-bagi dengan bisnis pembibitan anggrek, jadi tidak fokus lagi. Padahal pelanggan saya masih banyak yang pesan,” katanya, yang membuka Kedai Cantik BG Junction.

Apalagi, setiap kali mengikuti pameran, orderan selalu naik. Pemasaran terjauh untuk produk aromaterapi buatannya sampai ke Jepang, Korea, dan Malaysia. Untuk pemasaran di Tanah Air meliputi Bali, Jogjakarta, Makassar, Salatiga, hingga Ambon. “Mereka lebih minat ke produk massage oil dan essential oil fragrance,” lanjut wanita kelahiran Surabaya 24 Januari 1956 ini.

Istri Suryadinata ini mengungkapkan, sebenarnya ekspor langsung ke beberapa negara sempat dialaminya bertahun-tahun ketika ia aktif pameran Inacraft di Jakarta. Hanya saja, ketika ia harus meneruskan tali estafet bisnis pembibitan anggrek milik orangtua, konsentrasi di aromaterapi jadi berkurang.

“Kedua anak saya tidak ada yang melanjutkan karena yang sulung mengelola usaha restoran di Graha Family dan yang bungsu bekerja di Singapura,” jelasnya.

Keahlian membuat aromaterapi didapatnya melalui berbagai kursus formal. “Pada dasarnya saya memang suka aromaterapi, setiap jalan-jalan ke Bali saya selalu tergiur membeli produk aromaterapi bikinan Bali hingga akhirnya saya coba cari tempat kursus dan bikin sendiri, lalu dijual sendiri,” kisah Haryanti.

Produk pertama yang ia buat fragrance oil yang berfungsi untuk efek aromaterapi ruangan. Produk ini ia jual seharga Rp 4.000 untuk botol kecil. Kemudian, body massage oil (minyak pijat) yang digunakan untuk membuat rileks tubuh, yang dijual Rp 9.000-20.000.

“Awal mula saya kerjakan sendiri dan saya aktif ikut pameran untuk memasarkan. Tetapi ketika pesanan mulai banyak, barulah saya mulai merekrut karyawan,” ujarnya.

Ketika usaha aromaterapi sudah berjalan dua tahun, Haryanti mulai menambah ragam produk buatannya. Seperti sabun aromaterapi (Rp 12.500), sabun sirih (Rp 7.500), rempah-rempah untuk mandi (Rp 12.500-20.000), garam rendaman kaki (Rp 25.000), bahan lulur (Rp 15.000-25.000), lilin aroma (Rp 7.500 isi 4), aromaterapi dupa (Rp 20.000), masker pengencang payudara (Rp 25.000) hingga minyak zaitun (Rp 25.000).

“Harga semua produk bervariasi mulai Rp 5.000 untuk ukuran sachet kecil dan yang termahal Rp 25.000. Tapi kalau untuk paket aromaterapi bisa sampai Rp 80.000 berisi beragam wewangian,” jelasnya.

Demikian pula wadah aromaterapi bakar dari bahan keramik harganya juga bervariasi, ada yang Rp 10.000, Rp 12.500, Rp 16.000, Rp 20.000 sampai Rp 25.000. “Sekarang saya dibantu empat karyawan untuk produksi di rumah di Jalan Kanginan, empat orang lainnya buat jaga toko di BG Junction. Untuk omzet sekarang berkisar Rp 10 jutaan per bulan. Sebetulnya bisnis ini bagus, permintaan terus mengalir, saya pribadi saja yang kewalahan karena tidak ada yang bantu,” imbuh Haryanti.

sumber
Tags
bisnis aroma terapi, usaha aroma terapi, peluang bisnis aroma terapi.
Baca Selanjutnya...

Thursday, October 13, 2011

Omset mengkilap dari bisnis Perhiasan perak

Omset mengkilap dari bisnis Perhiasan perak , Perhiasan perak kini melejit. Sepintas, perhiasan jenis ini memang mirip dengan perhiasan emas putih. Harganya yang jauh lebih murah, apalagi di saat harga emas terus meningkat, menjadikan perhiasan putih mengkilap ini menjadi alternatif pilihan.

Salah satu yang merasakan kondisi ini adalah Mochammad Musa. Produsen perhiasan perak asal Sidoarjo ini secara rutin memasok produknya ke sejumlah toko seni di Jogjakarta dan Bali, selain mengisi empat outlet miliknya. Kunci kesuksesannya, selalu kreatis melahirkan desain baru.

Ya, pria 46 tahun ini telah banyak memasok perhiasan perak di kawasan Kotagede Jogjakarta, atau Sukowati, Legian, serta pusat toko seni di Bali. Dengan bendera MS Silver, Musa memulai usaha itu sejak tahun 2002 lalu.

Tak mudah memang bagi Musa bisa sukses seperti sekarang ini. Setelah lulus SMA, ia tak bisa melanjutkan kuliah seperti teman-temannya. Kondisi ekonomi keluarga, dimana sang ayah hanya seorang sopir angkutan umum dan ibu yang berjualan martabak.

Itu memaksanya harus mencari pekerjaan. Awalnya ia rela menjadi tenaga penjual di sebuah toko elektronik, tak berapa lama ia keluar dan memilih menjadi agen asuransi di Sidoarjo. Namun karena tak puas hanya di Sidoarjo, akhirnya ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta.

Di ibukota, Musa bekerja sebagai sales beragam barang hingga berpindah-pindah ke Magelang dan Jogjakarta. Namun entah kenapa sekitar tahun 2000 ia memutuskan kembali ke Sidoarjo dan membantu ibunya berjualan martabak. Sayangnya, ia tak bertahan lama atau hanya 1,5 tahun saja bergelut di usaha kuliner itu.

Lepas dari jualan martabak, ia mencoba masuk di bisnis perhiasan perak. Ini didasari oleh banyaknya perajin perhiasan perak di wilayah Sidoarjo hingga Pasuruan yang memiliki produk cukup bagus, hanya saja tak bisa memasarkan sendiri produknya.

“Saya ingin membawa produk perhiasan perak ini ke pasar di luar Jatim, seperti Jakarta, Bandung, Bali, atau Jogjakarta,” ungkap Musa, ditemui di workshop-nya di kawasan Perumahan Bumi Citra Fajar Sidoarjo.

Ia pun memulai usaha itu dengan mengeluarkan duit sekitar Rp 6 juta untuk membeli bahan baku dan meminta para perajin untuk membuatkan perhiasan dengan desain bagus. Dengan bekal ilmu menjual yang ia miliki pada pekerjaan sebelumnya, Musa merasa enjoy, meski harus menghadapi cercaan pembeli. Namun itu membuatnya berhasil meyakinkan pembeli, yang kebanyakan retailer, menjual lagi produk ke konsumen.

“Prinsip saya, lebih baik memasok ke banyak tempat, sehingga ketika ada satu yang tutup, masih ada banyak pembeli lainnya. Benar pula, saat Bali dihantam Bom Bali I dan II dimana pasar stagnan selama beberapa bulan, saya masih bisa memasok ke Jogjakarta dan kota lain,” ulas dia.

Meski tidak secara langsung ia sendiri yang melakukan, sebetulnya produk Musa sudah merambah beberapa Negara, seperti Amerika Serikat, Australia, hingga Eropa. Hanya saja melalui retailer di Bali. Ia memang pernah mencoba menawarkan produknya secara langsung saat mengikuti pameran bersama PT Pertamina (Persero), BUMN yang membinanya di Hongkong pada 2009.

“Namun saat itu saya belum memiliki media di internet. Jadi pengunjung hanya bisa meihat produk saya melalui brosur dan tak ada tindak lanjut,” sebutnya.

Meski demikian, dari tahun ke tahun, peminat perhiasan perak Musa terus bertambah. Ia memang pintar mendesain dan memadukan perhiasan dengan bebatuan. Pria ini membagi desain perhiasan karyanya ke dalam dua jenis, yakni modern dan etnik.

Dengan harga jual mulai Rp 75.000 hingga Rp 2,5 jutaan per piece, Musa rata-rata menghabiskan bahan baku perak hingga 20 kilogram per bulan. Omzetnya, untuk penjualan dari empat outletnya di Surabaya, Sidoarjo dan Malang, rata-rata mencapai Rp 25 juta per bulan. Penjualan terbesar justru dari penjualan di toko-toko perhiasan, yang rata-rata Rp 200-250 juta per bulan.

“Dengan omzet sebesar itu saya mampu menghidupi 4 orang tenaga produksi, 13 orang tenaga penjual, dan 6 orang pekerja yang saya sub kan di rumah-rumah,” ungkap Musa.

Soal pasar perhiasan, ia mengaku, saat ini sedang lesu. Alasannya, di tengah kian mahalnya harga perhiasan emas, banyak industri perhiasan yang ikut bermain di perhiasan berbahan perak. Selain itu, krisis global khususnya yang melanda AS membuat pasar perhiasan lesu. “Itu kian menggencet penjualan kami para UKM,” ulasnya.

Menghadapi kondisi ini, Musa berusaha mengoptimalkan pasar lokal dan hanya mengerjakan produk sesuai permintaan. Ia mencontohkan, awal tahun ini pihaknya mengembangkan pasar bekerjasama dengan kalangan pabrikan dan pemain perhiasan dan batu-batuan di Kalimantan, seperti Balikpapan, Martapura, hingga Banjarmasin.

“Yang terpenting adalah terus menggali potensi dan menciptakan desain-desain baru yang diminati konsumen,” pungkasnya.

Agar Awet, Jaga di Tempat Dingin

Di tengah kian mahalnya harga emas, perhiasan perak menjadi salah satu jenis yang banyak diburu dan dikoleksi masyarakat. Perlu dietahui, hampir semua perhiasan perak sejatinya adalah perak murni yang telah dicampur dengan metal lain (biasanya tembaga), yang merupakan logam yang lebih kuat, namun cenderung akan memudar apabila tidak dirawat dengan baik.

Ada satu tip dari Musa, bahwa untuk menjaga perhiasan perak agar terawat, tetaplah menjaga perhiasan dalam keadaan dingin, bisa juga diletakkan di tempat yang kering dalam kain atau tas yang mampu menangkal pemudaran perak. Kain atau tas jenis ini memperlambat proses pemudaran dan menjaga perhiasan dari gesekan dengan sesuatu yang keras di sekelilingnya yang dapat menyebabkan lecet.

Untuk menghindari kerusakan, hindarkan perhiasan perak bersentuhan dengan zat kimia rumah tangga, seperti zat pemutih atau amonia, atau saat berenang dalam air dengan desinfektan chlorine. Jika ingin perhiasan peraknya selalu cerah dan berkilau, bisa membersihkan dengan deterjen bebas fosfat. Yang terpenting bagi kolektor adalah selalu melakukan pengawasan terhadap pemakaian perhiasan perak.

Sumber
perhiasan perak, bisnis perhiasan perak, usaha perhiasan perak, kerajinan perak, desain perhiasan perak.
Baca Selanjutnya...

Tambak organik tingkatkan panen

Tambak organik tingkatkan panen, budidaya tambak ikan dan udang secara organik semakin banyak diterapkan para petambak Sidoarjo. Iwan Hamzah, warga Kelurahan Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, misalnya, mengandalkan pakan alami dari tumbuhan, memakai pupuk kompos dan cairan pro biotik, semacam bakteri yang menguntungkan. Bahan ini bisa dibeli atau membuatnya.

Jika beli pro biotik bikinan pabrik, butuh biaya sekitar Rp 16 juta, mulai masa tebar hingga panen. Namun jika meracik sendiri, cukup keluar ongkos Rp 650.000. Tambak organik memang menghindari pakan bikinan pabrik. “Mudah dan sederhana,” ucap Iwan Hamzah di tambak organiknya, Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Rabu (28/9/2011).

Untuk meningkatkan kualitas air, tambak organik dilengkapi bio filter, saluran penyaring air dari tanaman mangrove, batu apung dan batu kali. Saluran itu ditata zig-zag agar air sungai tak langsung mengalir ke lahan tambak. “Air mengendap dulu karena tertahan mangrove, batu apung dan batu kali itu,” ucapnya.

Jika bertambak tradisional, lahan 1 hektare hanya menghasilkan 10 kg udang windu, dengan masa panen tiga bulan sekali. Jika bertambak organik, hasilnya menjadi 80 kg. Iwan bertambak organik sejak 2000 karena mulai 1992 kerap gagal panen akibat serangan white spot, virus yang disebut-sebut dampak dari pemakaian pertambakan intensif.

Sumber
Tags
tambak organik, cara membuat tambak organik, tambak ikan organik, tambak udang organik, tambak tradisional.
Baca Selanjutnya...

Sedapnya bisnis sambal kemasan

Sedapnya bisnis sambal kemasan, menyantap nasi tanpa sambal terasa kurang lengkap dan kurang nikmat. Pedasnya sambal tidak pernah membuat penikmatnya kapok untuk menikmati yang kedua kali.

Hanya saja, tidak semua sambal cocok dengan lidah penikmatnya. Bahkan, sambal yang racikannya tidak sesuai malah membuat perut mulas sampai diare. Namun, di tangan Aisyah Rusdan (48), warga Jl Nusa Indah, Kota Malang, racikan sambal bisa dinikmati penggila sambal dari segala usia.

Aisyah Rusdan dengan aneka produk bumbu instan yang diproduksinya. Foto: surya/m zainudin

“Ada pula sambal yang bisa dinikmati anak masih balita karena saya tidak menggunakan cabai rawit. Saya meraciknya dengan cabai besar, sehingga tidak terlalu pedas,” kata Aisyah Rusdan ketika ditemui Surya, belum lama ini.

Usaha pembuatan sambal kemasan ini baru dilakoni Bu Rusdan, sapaan akrab Aisyah Rusdan, sejak empat bulan silam. Bisnis sambal kemasan ini bermula dari usaha katering yang sudah dia lakoni sejak 2005. Dalam pengamatannya, selama melakoni bisnis katering, sambal ternyata cukup laris. Karena itu, dia berinisiatif mengembangkan bisnisnya dalam bentuk sambal kemasan.

Inisiatif ini mulai diwujudkan saat dia ikut pameran masakan di Kota Malang, beberapa waktu lalu. Dalam pameran yang digelar selama tiga hari itu, Bu Rusdan belum berani membuat sambal kemasan dalam jumlah banyak. Sebagai uji coba produk barunya, dia hanya membuat 120 botol sambal. “Sambal yang saya bawa ini habis dalam tiga hari itu. Dari sini saya yakin produk saya disenangi masyarakat,” tambahnya.

Sejak saat itulah konsumen berdatangan di rumahnya yang juga berfungsi sebagai tempat produksi sambal di Jl Nusa Indah. Bu Rusdan menjual sambalnya Rp 10.000 per botol. Tetapi, di pasaran harganya bisa mencapai Rp 12.500 sampai Rp 13.500 per botol. Meski baru dilakoni empat bulan, Bu Rusdan bisa merasakan nikmatnya bisnis sambal dan bumbu kemasan. Setiap hari dia mampu menjual lima kardus sambal dan bumbu kemasan yang setiap kemasan berisi 30 botol.

“Di antara yang saya produksi sambal bawang, sambal trasi, sambal kanton, bumbu rujak manis, petis bumbu siap makan, bumbu soto Solo, bumbu soto Lamongan, bumbu opor, dan bumbu mie goreng,” terang Bu Rusdan.

Dengan asumsi Bu Rusdan mampu menjual lima kardus sambal dan bumbu per hari, berarti omzetnya mencapai Rp 1,5 juta per hari. Untuk meringankan pekerjaannya memenuhi permintaan konsumen, Bu Rusdan juga melibatkan warga sekitar rumah. Mereka bekerja sebagai pembersih cabai, bawang merah, dan bawang putih. Upahnya tergantung kemampuan mereka membersihkan bahan mentah sambal dan bumbu kemasannya itu. Bu Rusdan memberi honor sebesar Rp 1.000 per kg cabai dan bawang putih, serta Rp 1.500 per kg untuk bawang merah. “Mereka rata-rata mampu membersihkan sampai 70 kg bahan mentah,” urainya.

Jaga Resep, Tak Takut Dibajak

Ibu Rusdan menyadari bumbu racikannya sudah bernilai komersial. Makanya, dia merahasiakan resep sambal dan bumbu kemasannya pada publik. Sembilan pegawai yang membantunya juga dipastikan tidak mengetahui resep rahasianya.

Untuk menjaga rahasia resepnya, dia membagi tugas pada pegawai. Sebagian ada yang bertugas memilah dan menggoreng saja, sebagian ditugaskan menggerus, dan sebagian lagi mengerjakan pekerjaan lain.

Bahkan, saat pergi keluar kota dalam jangka waktu lama, dia memilih tidak memproduksi sambal atau bumbu kemasan. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, stok barang diperbanyak sehingga konsumen yang datang ke rumahnya tidak kecewa. “Paling lama saya hanya pergi selama tiga hari,” ungkap Bu Rusdan.

Ibu tiga anak ini mengaku tidak menutup kemungkinan resep rahasianya sudah bocor. Tetapi dia tidak khawatir produknya bakal dibajak oknum tak bertanggungjawab atau mantan pegawainya. Dia yakin pembajakan itu tidak akan memengaruhi bisnisnya. “Saya yakin bahwa rejeki itu sudah ada yang mengatur. Kalau mau membajak, silakan, asal persaingan di pasar dilakukan dengan sehat,” urai Bu Rusdan.

Sri Emi H, seorang konsumen sekaligus pemasar, secara terpisah mengungkapkan, sambal dan bumbu produksi Bu Rusdan sangat enak dan cocok bagi lidah kita. ”Permintaan dari masyarakat maupun para pegawai negeri sipil (PNS) sangat banyak. Sepekan saja, saya mampu memasarkan dua dos yang berisi 60 botol,” kata Emi, sapaan akrab perempuan berkerudung itu.

Menurut ibu dua putera ini, sambal dan bumbu bikinan Bu Rusdan sudah komplet. Namun, masih ada bumbu yang belum diproduksi dan banyak konsumen yang menanyakan. ”Bumbu lodeh yang banyak menanyakan, sedang bumbu rendang informasinya masih dalam proses peracikan,” ungkap Emi.

Terkait bumbu dan sambal kemasan ini, Emi juga memberi tips bagaimana agar awet dan terus enak. Menurutnya, sambal dan bumbu setelah digunakan harus ditutup kembali rapat-rapat dan kalau punya lemari es dapat dimasukkan ke dalamnya.

Sumber

Tags
sambal kemasan, sambal kering, sedapnya bisnis sambal kemasan, sambal kering kemasan, sambal kemasan kering, bumbu sambal, sambal racikan, resep sambal, bisnis sambal kemasan, usaha sambal kemasan, bumbu kemasan, sambal bawang, sambal udang, sambal terasi.
Baca Selanjutnya...

Wednesday, September 21, 2011

Nugget Jamur Murah Meriah

Nugget adalah makanan yang cukup populer. Makanan ini sangat praktis, diawetkan dengan cara beku, nugget menjadi alternatif lauk dan camilan sehari-hari.

Meningkatnya kesibukan wanita bekerja banyak menjadi pendorong munculnya makanan cepat saji semacam nugget. Nugget sangat praktis, tinggal digoreng beberapa menit dan siap untuk menjadi lauk saat sarapan. Popularitas nugget tak lepas dari promosi gencar perusahaan besar. Memulai usaha dengan produk yang sudah dikenal menjadi lebih mudah daripada produk baru. Produk baru membutuhkan banyak energi untuk mengenalkan. Nugget apalagi nugget ayam sudah dikenal semua orang. Bagaimana dengan nugget jamur?

Usaha nugget sudah dapat dipastikan memiliki pasar besar dengan kebutuhan yang terus-menerus. Selama ini nugget yang paling populer adalah nugget ayam disusul nugget lainnya dari seafood. Makanan ini sangat digemari mulai dari anak sampai dewasa. Variasi dari nugget jamur akan menjadi salah satu terobosan yang cukup menjanjikan. Nugget jamur barangkali belum banyak diolah oleh perusahaan besar sehingga potensial untuk segera diisi oleh usaha kecil.



Usaha nugget berbahan dasar jamur dibandingkan dengan ayam misalnya memiliki keunggulan. Jamur tiram memiliki keunggulan nonkolesteral, menyehatkan, kandungan vitamin dan serat dibanding olahan ayam yang kadang-kadang banyak kandungan lemak terutama pada bagian kulit ayam. Jamur adalah bahan nabati yang bebas dari aneka kandungan hormon dan residu antibiotik, yang sering digunakan untuk budidaya ayam. Jamur bebas dari bahan tersebut, jadi lebih menyehatkan.

Sementara untuk subtitusi, bahan jamur memiliki nilai ekonomis lebih rendah, jadi bisa menjadi alternatif pengganti bahan ayam yang semakin mahal. Sementara tekstur dan rasanya tidak jauh dari rasa daging ayam. Ini salah satu keunggulan jamur, mirip daging ayam sehingga lidah orang Indonesia mudah menerimanya.



Nugget Jamur yang Cocok

Usaha nugget berbahan jamur bisa dimulai dengan dua alternatif yakni jamur sebagai subtitusi atau penambah bahan misal menjadi nugget ayam jamur, nugget udang jamur, atau nugget ikan jamur. Jadi tidak menghilangkan bahan asal, tetapi mengganti sebagian dari bahan tersebut.

Keunggulan dengan menggantikan sebagian bahan adalah secara ekonomis akan lebih turun meski secara nilai justru meningkat. Nugget dada ayam jamur pasti akan memiliki nilai lebih karena terkesan lebih sehat, sehingga cocok untuk dijual kelompok yang peduli akan kesehatan. Atau nugget ikan isi jamur, pasti lebih memiliki nilai variatif dibandingkan dengan nugget ikan saja. Meski secara komposisi penambahan jamur akan menekan biaya, tetapi secara nilai Anda bisa menaikan nilai produk tergantung segmen pasar yang akan dibidik.

Nugget jamur murni untuk kelompok vegetarian. Vegetarian boleh dikatakan salah satu gaya hidup atau cara hidup yang dianggap sehat. Vegetarian adalah kelompok yang tidak mengonsumsi bahan hewani. Mereka hanya mengonsumsi bahan nabati (sayuran, biji-bijian, dan buah). Vegan adalah kelompok vegetarian yang tidak mau mengonsumsi telur ataupun susu. Jadi nugget jamur tanpa bahan campuran daging serta telur dan susu akan menjadi pilihan yang cukup bagus.

Memang secara teknologi pembuatan nugget jamur tanpa bahan hewani (telur dan susu) cukup sulit karena untuk membuat adonan kenyal dan tekstur bagus diperlukan pengikat. Yang paling banyak menjadi sumber pengikat adalah bahan telur. Akan tetapi, dengan sedikit sentuhan teknologi usaha ini bisa Anda lakukan terutama bagi pengusaha awal yang ingin fokus di kelompok vegetarian.

Cara Pembuatan Nugget

Jamur tiram sebaiknya diambil bagian batang, sehingga tekstur mirip daging ayam. Jamur dikukus selama 15 menit, angkat, dan keringkan. Potong-potong agak kecil. Sisihkan.

Masukkan ayam, garam, es, dan fosfat dalam food processor (mesin gilingan bakso). Aduk sampai tercampur rata. Angkat dan masukkan sisa bahan bumbu dan tepung. Aduk sampai tercampur. Angkat. Masukkan potongan jamur. Aduk rata sampai tercampur.

Siapkan cetakan nugget. Cetak atau bikin bentuk bola lalu gulingkan dalam tepung predust kering, celupkan dalam tepung celup, angkat, dan tutup dengan tepung roti. Rapikan sampai benar-benar tertutup. Lakukan sampai habis.

Goreng nugget selama 1-2 menit sampai agak mengapung. Angkat dan tiriskan. Kemas nugget jamur dalam plastik. Simpan dalam freezer. Nugget bisa dijual dalam bentuk beku sesuai dengan kemasan yang diinginkan.

Trik Membuat Nugget Jamur Murah

Nugget yang berbahan baku mahal seperti seafood atau ayam memang memiliki kendala tersendiri. Merekayasa pembuatan nugget yang murah, namun masih tetap aman di konsumsi perlu trik tersendiri. Ada cara untuk mengatasi keadaan yang serba mahal.



1.Membeli bahan baku dari supplier langsung dan mempertahankan mutu bahan karena dengan membeli langsung harga lebih murah dan mutu yang bagus membuat nugget terhindar dari kerugian.

2.Menggantikan bahan telur sebagai pencelup dengan adonan batter mix yang dibuat sendiri sehingga harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan harga telur. Membuat tepung batter mix bisa ditambahkan air lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan telur yang dikocok karena lebih mahal dan lapisan lebih tipis.

3.Merekayasa bahan-bahan nonfirst grade untuk dijadikan nugget misal dari kulit ayam, lemak sapi, bahan daging tetelan yang lebih murah, sayuran, atau ikan ekonomis (ikan kuniran, kuris, mata goyang, dan lainnya). Dengan menggunakan sistem emulsifier yang menggunakan ISP (isolated soya protein) misalnya bisa memaksimalkan proses penggadukan, sehingga lemak dan es bisa terikat dengan baik. Penambahan es menjadikan adonan nugget empuk dan lebih ekonomis karena bisa menggurangi biaya. Untuk nugget vegan murni penggunaan ISP sangat vital karena akan berfungsi sebagai pengikat.

Efisiensi tahapan pembuatan nugget untuk mengurangi biaya. Dengan menjaga rantai dingin adonan tidak perlu lagi mengukus adonan nugget. Adonan yang dikukus terlebih dahulu membuat daya lengket dengan tepung berkurang, tidak bisa dibuat aneka bentuk dan banyak buangan hasil sisa pengukusan. Jadi, pengukusan nugget untuk mempermudah mencetak tidak perlu dilakukan. Jaga rantai dingin adonan agar tetap kental, sehingga mudah untuk dicetak.

Oleh: Yuyun Anwar
Konsultan dan Penulis Buku Kuliner Indonesia

Sumber
Tags
Nugget Jamur Murah Meriah, nungget jamur, cara membuat nugget jamur, Trik Membuat Nugget Jamur Murah, tips membuat nugget jamur, cara membuat nungget, bisnis nugget jamur, usaha nugget jamur, bahan nugget jamur.
Baca Selanjutnya...

Keripik Jamur Aneka Rasa

Keripik adalah salah jenis camilan populer yang paling digemari setelah kacang. Aneka jenis keripik menjadi pilihan sebagai suguhan yang tepat untuk acara santai atau pesta.

Budaya ngemil adalah merupakan salah keunggulan pasar makanan Indonesia karena menciptakan permintaan terus-menerus. Ngemil dan menyuguhkan makanan kecil adalah kebiasaan turun-temurun. Lihat saja industri yang memenuhi kebutuhan snack atau makanan kecil banyak dikelola oleh perusahaan besar.

Keripik yang dimaksudkan di sini adalah jenis makanan ringan yang memiliki ciri renyah, gurih, tidak terlalu mengenyangkan. Keripik biasanya dikeringkan dengan cara digoreng atau dioven. Keripik sangat praktis karena kering, sehingga lebih awet dan mudah disajikan kapan pun. Untuk menyajikan keripik tak perlu memasak ulang atau menggorengnya. Cukup membuka bungkus dan siap dimakan.

Keripik yang paling populer bisa jadi adalah keripik singkong, namun tidak menutup kemungkinan akan berkembangnya variasi keripik lainnya. Salah satunya adalah keripik jamur. Beberapa tahun lalu ketika booming budidaya jamur kancing, bermunculan aneka keripik jamur yang rasanya gurih renyah di beberapa kota besar. Saat ini pun budidaya jamur tiram yang makin marak. Dengan tersedianya bahan baku,bisa menjadi potensi untuk mengembangkan usaha keripik jamur tiram.

Keripik jamur tiram dibandingkan dengan jenis jamur lain barangkali memiliki keunggulan dari ketersediaan bahan baku. Jamur tiram tersedia dalam jumlah besar. Rasa keripik jamur tiram tidak kalah dengan jamur lainya, bahkan lebih mirip dengan rasa daging (meaty taste), sehingga keripik jamur ini lebih gurih dan lezat. Karena itu, keripik ini bisa dipastikan akan memiliki fungsi ganda yaitu sebagai camilan sekaligus lauk.

Fungsi ganda akan membuat permintaan semakin besar karena variasi konsumsinya juga besar. Keripik dari bahan jamur memiliki nilai lebih dari sisi kesehatan dibandingkan dengan bahan hewani lainnya, misalnya, paru sapi, karena jamur memiliki nutrisi lebih dan tidak menimbulkan efek bagi kesehatan. Tidak banyak mengandung kolesterol sebagaimana keripik paru atau kulit ayam.

Keripik jamur tiram lebih variatif bentuknya bisa dibuat melebar dan panjang, sehingga terlihat utuh dan rasanya bisa dipadu padankan dengan aneka bumbu. Jadi pilihannya sangat variatif sehingga pembeli bisa memilih mana yang paling tepat dan tidak cepat bosan.

Keripik Renyah dan kering

Sebagai sebuah camilan, keripik jamur harus memenuhi standar rasa yang disukai umum yakni renyah dan kering. Jamur memiliki kelemahan yakni after taste yang kurang enak dan bentuk jamur tiram yang kadang besar dan tebal. Beberapa teknik berikut untuk mendapatkan rasa keripik yang renyah adalah sebagai berikut.

Sebelum digunakan untuk keripik, lakukan “pengeringan” kandungan air di dalam jamur agar berkurang. Dari jamur segar langsung bisa dicuci dan dikeringkan (bisa dengan manual menggunakan lap dan tangan). Pengeringan cara manual dan dalam kondisi segar kadang-kadang menghasilkan banyak remah (apalagi jika jamur kondisi sudah mulai berkurang kualitasnya). Anda bisa mengukus sebentar selama 10 menit lalu keringkan. Pengering dengan skala besar bisa menggunakan mesin pengering.

Lakukan “pemipihan” yakni dengan memukul jamur yang akan digunakan keripik sehingga permukaannya datar dan sama, meski bentuknya tidak sama. Terutama bagian batang yang tebal. Pemipihan bisa dilakukan manual dengan menggunakan palu atau ulek-ulek. Pemipihan dimaksudkan agar saat digoreng keripik tetap kering. Kadang-kadang bagian yang tidak pipih membuat jamur lembap karena kandungan air tidak hilang saat digoreng.

Penggorengan yang sempurna akan menghasilkan keripik jamur maksimal jika menggunakan mesin goreng vacuum drying. Namun, bagi yang belum memiliki mesin ini bisa menggunakan penggorengan manual dengan teknik penggorengan dua kali yakni penggorengan awal dengan suhu sedang yang dimaksudkan untuk mengeluarkan sisa kandungan air dalam jamur.

Minyak dalam gorengan pertama ini sering bercampur dengan air. Penggorengan pada proses ini butuh waktu yang agak lama. Angkat dan tiriskan lalu goreng lagi pada suhu panas 170 derajat Celcius sampai keripik renyah dan mengapung. Angkat.

Jika hasil akhir ternyata masih ada bagian basah, Anda bisa memperbaikinya dengan memasukkan dalam oven dengan suhu 70-90 derajat Celcius. Proses penggorengan dua kali tidak perlu Anda lakukan jika proses penggeringan jamur sudah sempurna, namun memang jika dilakukan manual sering kurang bagus hasilnya. Jika penggeringan sempurna lakukan langsung sekali goreng saja agar efisien.

Penirisan yang baik, agar hasilnya maksimal tidak berminyak lakukan penirisan yang sempurna. Alat peniris (mesin tapis minyak) dalam skala besar bisa menjadi alternatif. Akan tetapi, jika masih manual bisa dengan menggunakan saringan dan kipas angin agar minyak yang tersisa jatuh.

Resep Keripik Jamur Rasa Ayam Bawang

Bahan:
- Jamur yang sudah dikeringkan 1 kg
- Tepung beras 400 gr
- Santan cair 450 ml
- Tapioka 50 gr
- Bawang putih 50 gr
- Bawang merah 50 gr
- Ketumbar bubuk 2 gr
- Kemiri 50 gr
- Garam 15 g
- Penyedap rasa 2 gr
- Perasa ayam bawang bubuk 25 gr

Cara Membuat:
Siapkan jamur tiram yang sudah dikeringkan dan dipipihkan dengan baik. Adonan untuk tepung celup mulai tepung beras, tapioka, kemiri, dan sebagainya dicampur menjadi satu sampai jadi tepung celup. Jika kurang encer bisa ditambahkan lagi air atau santan. Sisihkan perasa ayam bawang bubuk yang tidak boleh dicampurkan terlebih dahulu.

Panaskan minyak, celupkan jamur tiram yang sudah pipih dan kering lalu goreng dalam minyak panas sampai kering dan terangkat. Jika sudah agak kecokelatan, angkat dan tiriskan sampai minyaknya benar-benar hilang. Campurkan bumbu perasa ayam bubuk dan diaduk-aduk dalam stoples. Dinginkan. Kemas sesuai dengan berat yang diinginkan.

Oleh: Yuyun Anwar
Konsultan dan Penulis Buku Kuliner Indonesia

Sumber


Tags
Keripik Jamur Aneka Rasa, keripik jamur, bisnis keripik jamur, keripik jamur rasa ayam bawang, resep keripik jamur, keripik jamur renyah, bisnis keripik jamur, usaha keripik jamur, cara memasak keripik jamur, cara membuat keripik jamur, bahan keripik jamur.
Baca Selanjutnya...

Tuesday, August 16, 2011

Desain Gerobak Hasilkan Duit Segepok

Hobi mendesain terbukti bisa mendatangkan duit ratusan juta rupiah. Tidak terbatas pada desain pakaian, aksesoris, atau rumah, mendesain gerobak alias rombong pun juga prospektif. Belum banyak pelaku usaha yang melirik dunia usaha ini. Potensinya masih terbuka lebar.

Permintaan jasa pembuatan rombong dari waktu ke waktu ternyata naik, seiring pertumbuhan pedagang kaki lima (PKL) baik yang di pinggir jalan maupun yang ada di mal-mal. Kondisi ini disadari betul oleh Wahyu Kharisma Ramadan, yang akrab disapa Nobby.

“Dulu orang berpikir bikin rombong untuk jualan kan bentuknya standar. Tetapi setelah modelnya dibikin menarik ternyata pembelinya banyak yang datang, tawaran franchise pun mengalir. Dari situ orang mulai berpikir bahwa bikin rombong dengan sentuhan seni tertentu bisa meningkatkan nilai tambah,” kata Nobby, ditemui di kantor RombongKu di kawasan Barata Jaya XIX.

Nobby bersama istri, Dyas Ayu Anindya, yang sama-sama lulusan Jurusan Desain Produk Industri ITS punya hobi desain sejak kuliah. “Kami ingin kerja yang nggak jauh-jauh dari dunia desain. Tahun 2005 kami mengawali usaha Rombongku ini,” ujar pria kelahiran Banyuwangi, 31 Juli 1979, yang sempat menjajal pekerjaan di perusahaan digital printing selama dua tahun.

Klien pertamanya adalah teman sendiri, pemilik Kebab Turki, Hendy Setiono, yang kini sukses memiliki ratusan franchise atau waralaba di Tanah Air. Kala itu, Hendy masih menjual kebab dengan gerobak dorong berkeliling dari kampung ke kampung. Setelah Kebab Turki, menyusul Bakso Kepala Sapi sampai Coffe Toffe.

“Sekarang ini kami tidak hanya jual jasa pembuatan rombong saja, melainkan sekaligus konsultasi bentuk dan logo produk yang akan dijual. Kebetulan kami masih concern di produk makanan dan minuman (mamin), skala PKL sampai kafe dan resto,” aku Nobby.

Untuk konsultasi desain rombong dan logo, pihaknya menyediakan tiga paket hemat seharga Rp 1,5 juta, Rp 2,5 juta dan Rp 3 juta. Harga ini diluar harga pembuatan rombong itu sendiri.

”Harga rombong bervariasi mulai Rp 1,5 juta sampai Rp 20 juta. Kalau skala kafe bisa lebih mahal lagi karena perangkat yang dibutuhkan lebih banyak dan prosesnya lebih rumit,” ujarnya.

Untuk pengerjaan atau proses poduksi, ia dibantu 25 tukang kayu yang merupakan karyawan lepas di Sidoarjo. Sedangkan proses kreatif atau desain dibantu 10 karyawan. Setidaknya, untuk pesanan satu rombong ukuran standar yang digarap seorang pekerja, bisa dirampungkan dalam tiga hingga empat hari.

“Rata-rata setiap minggu ada 20 klien. Ada yang cuma konsultasi desain ada yang dibikinkan sekalian,” sambung Dyas Ayu, yang sehari-hari juga mengelola lembaga kursus Bahasa Inggris untuk PlayGroup–Taman Kanak-kanak.

“Klien kami rata-rata masih lokal, tetapi yang terjauh dari Papua. Ini karena kami buka penawaran online di http://rombongku.blogspot.com. Selain itu pernah ada klien dari Dubai yang pesan desain secara online untuk produk burger hotdog,” imbuh wanita kelahiran Surabaya, 14 November 1983.

Awal 2005, pasangan suami istri ini mengaku menggunakan modal ‘dengkul’ untuk menjalankan usaha ini. Hanya berbekal laptop dan uang saku Rp 5 juta. Kini, dalam sebulan RombongKu bisa meraup omzet rata-rata Rp 100 juta, kalau ramai bisa tembus Rp 150 juta.

“Seperti jelang Ramadan begini banyak sekali pedagang dadakan yang order ke kami. Ordernya bisa mulai puluhan unit karena target kami adalah pemilik hak waralaba,” sambung Nobby.

Sampai saat ini ada sekitar 400 desain rombong yang ia bikin bersama tim kreatifnya. “Tiap klien beda desain. Kami juga bikin paket yang model rombongnya seragam, jadi kalau ada order tinggal ditempel merek dagang. Tetapi mayoritas desainnya by order,” ujarnya.

Tahun ini, RombongKu ingin berekspansi dengan mengembangkan unit usaha desain kafe dan resto. “Permintaan sudah cukup banyak, ide di kepala sudah menumpuk. Tinggal realisasi aja,” yakin Nobby..

Bikin Rombong, Butuh Mahir Inovasi

Membuat rombong gampang-gampang susah. Apalagi kalau mau rombong yang unik dan cantik. Padu padan bentuk dan warna sangat menentukan penjualan di pasar. Rombong yang menarik, tentu bikin calon pewaralaba tertarik.

Persaingan membuka usaha mamin saat ini tak sekadar citarasa dan pemasaran, kemasan dan pencitraan pun sangat menentukan.

“Banyak anak muda kreatif yang bisa memulai dari sekarang. Tak perlu modal besar untuk usaha semacam ini karena yang dijual adalah ide. Intinya, selain kerja keras juga harus mahir berinovasi dalam desain,” aku Nobby.

Bahan baku utamanya bisa didapat mudah di dalam negeri, mulai papan, cat, plastik, paku dan pernak-pernik rombong. “Kalau tidak bisa jadi tukang, bisa bekerjasama dengan tukang kayu. Asalkan ide rombong sudah divisualisasi dalam tiga dimensi (3D) maka tidak ada kesulitan,” yakinnya.

Ide mendesain, selain bisa browsing dari internet, juga bisa dari buku atau majalah. “Potensi menggali rupiah dari usaha ini masih sangat besar, jadi tunggu apalagi,” ajaknya.

sumber
Foto-foto : http://rombongku.blogspot.com

Tags
Desain Gerobak, bisnis desain gerobak, gerobak kreatif, rombong unik dan cantik, gerobak cantik, gerobak unik, inovasi gerobak, jasa pembuatan rombong, jasa pembuatan gerobak, model gerobak, jenis gerobak, gerobak franchise, gerobak untuk franchise.
Baca Selanjutnya...

Monday, August 15, 2011

Otodidak, Mantan SPG Berobsesi Dirikan Rumah Puding

Bosan dengan suguhan puding yang itu-itu saja, Diana Kuntjoro dan Yuliana, berhasil menciptakan puding susu fantasi yang diklaim baru satu-satunya di Indonesia. Dari tangan kreasinya pun muncul puding bentuk Hello Kitty, Spongebob, the Pooh, bunga matahari, mobil dalam film ‘The Car’, dan masih banyak lagi.

Ditemui di rumahnya di kawasan Simo Tambaan Sekolahan, Surabaya, Diana dan Yuliana tengah sibuk mempersiapkan beberapa kue puding pesanan konsumen. Usaha yang ditekuninya sejak awal 2010 itu kini telah menjadi kesibukan rutin sehari-hari.

Meski proses pembuatan puding fantasi ini cukup rumit dan lama, rata-rata kisaran 3 jam, toh kakak beradik ini tetap enjoy melakukannya.

“Kami bisa kompak begini karena memang tinggal satu rumah bersama suami dan mertua. Daripada nganggur kita awalnya mencoba usaha ini. Namun ternyata banyak diminati konsumen,” jelas Diana, Kamis (11/8).

Diana dan Yuliana dipertemukan karena keduanya sama-sama tinggal di rumah mertua, yang juga orang tua suami mereka berdua. Diana sendiri sebelumnya aktif sebagai tenaga marketing (SPG) freelance. Namun setelah nikah, ia sudah tidak diperbolehkan lagi bekerja oleh suaminya.

Hobi yang sama yakni suka masak dan membuat kue, mengilhami keduanya menekuni usaha ini. Tetapi, pengetahuan dalam membuat puding itu, diakui mereka, dilakoni secara otodidak.

“Awal kami membuat kue puding saat Imlek tahun lalu, namun berbeda dari yang pernah ada. Kami buat puding fantasi dan puding buah dengan rum fla,” papar wanita 26 tahun ini.

Tak disangka, kreasi coba-coba itu banyak disukai keluarga dan teman-teman. Mereka pun memesan untuk dibuatkan kue puding. Ternyata hasilnya tak mengecewakan. “Kami memang menjaga cita rasa, karena bahan yang kami buat berkualitas, seperti warna menggunakan pewarna makanan, tanpa bahan pengawet dan komposisinya buah dan susu, bukan roti. Ini yang membuat konsumen suka,” ulas Yuliana.

Karena banyak permintaan, akhirnya keduanya memutuskan menekuni usaha itu. Terlebih prasarana dan sarana sudah tersedia, sehingga mereka tidak perlu menyiapkan modal besar untuk memulai berbisnis. Mereka bersyukur niatnya mendapat dukungan suami masing-masing, bahkan sang mertua. Agar lebih dikenal, Diana dan Yuliana menggabungkan nama keduanya sebagai merek, yakni ‘Nana Pudding’.


“Ada saja permintaan untuk menciptakan model baru, atau kadang mereka membawa gambar sendiri dan minta dibuatkan gambar itu di permukaan puding. Karena tak ingin kehilangan pelanggan kami pun tetap melayaninya. Yang membedakan, buatan kami murni hand made. Jadi, gambar atau bentuk apapun dibuat tangan,” ulas ibu dua anak ini, yang telah menyiapkan gambar ketupat sebagai persiapan jelang Lebaran.


Kawasan Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, diakuinya, masih menjadi pasar terbesar bagi produknya. Meski tak jarang ia banyak mendapat permintaan dari Jakarta hingga Balikpapan yang tahu dari website yang ia buat, yakni www.nana-pudding.blogspot.com. Hanya saja karena terkendala jasa pengiriman, Yuliana belum mampu memenuhinya.

“Perusahaan jasa pengiriman tak berani menjamin produk kami utuh semuanya sampai di tempat. Kalau pun ada, konsumen membawa sendiri untuk oleh-oleh ke luar kota,” ujar Yuliana.

Dengan harga mulai Rp 25.000-50.000 per buah untuk ukuran kecil, dan kisaran Rp 150.000-165.000 per buah ukuran besar, rata-rata ia menerima order sekitar 30-50 buah puding setiap bulannya. Masa peak season, selain ulang tahun, Natal, Imlek, Lebaran, hingga acara sebulanan bayi.

Diana dan Yuliana Menunjukkan Hasil Kreasi Pudingnya

“Meski ramai, sampai kini kami belum berpikiran merekrut karyawan. Ini untuk menjaga kualitas produk,” ungkapnya.
Link
Ke depan, baik Diana maupun Yuliana berobsesi mendirikan semacam rumah puding sebagai tempat produksi sekaligus outlet. “Dengan keberadaan rumah pudding ini, konsumen bisa langsung datang dan membeli produknya,” tutur Diana.

Sumber
Foto surya/bib
Foto puding by nana puding

Tags
Rumah puding, rumah puding di surabaya, kreasi puding, kreasi puding hello kitty, kreasi puding spongebob, bisnis puding, usaha puding, kreasi puding unik, outlet rumah puding, kreasi kue puding,puding buah, puding fantasi, nana puding, puding man yek, Pudding Buah dengan Rum Fla, puding man yee, puding buah, harga puding, puding susu.
Baca Selanjutnya...

Wednesday, June 8, 2011

Bisnis rental mobil cerah

Bisnis rental (persewaan) makin menggiurkan. Tren pertumbuhan bisnis ini terus postif tiap tahun. Sempat khawatir kena dampak bencana Jepang di Maret lalu, namun pengusaha dalam negeri tetap optimistis industri persewaan mobil bakal cerah pada 2011.

Pengusaha di bisnis jasa transportasi sempat khawatir industri persewaan mobil bakal terpengaruh dampak bencana di Jepang. Kecemasan sempat melanda perusahaan persewaan besar sebab rata-rata perusahaan persewaan besar menggunakan mobil-mobil baru tiap tahun. Artinya, pasokan mobil baru perusahaan persewaan akan ditentukan oleh produksi dari pabrikan atau ATPM (agen tunggal pemegang merek).

Ketika permintaan sewa naik dan persediaan mobil kurang akibat pasokan seret, tentu kondisi layak dicemaskan. "Kita melihat ada situasi bencana di Jepang. Memang kenyataannya dua sampai tiga bulan ini boleh dibilang ada kekurangan di operation, tapi kita memang sudah antisipasi dengan pengadaan lebih awal," begitu pengakuan Jefri R Sirait, Direktur Trac Astra Rent a Car kepada Koran Jakarta, pekan lalu.

Trac Astra Rent a Car adalah unit bisnis jasa transportasi PT Serasi Autoraya (SERA), salah satu perusahaan yang bernaug di bawah Astra Group. Secara umum, terang Jefri, bisnis rental mobil menggiurkan. Karena itu, perusahaannya terus merencanakan penambahan unit armada untuk memperbesar bisnis.

Langkah Trac Astra Rent a Car dan perusahaan persewaan lain di dalam negeri yang makin ekspansif ini mendorong peningkatan cukup signifikan industri sewa kendaraan. Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo) menyebut pasar persewaan kendaraan bermotor tumbuh hingga 20 persen dari total produksi tahunan mobil selama lima tahun terakhir.

Pangsa pasar bagi usaha di sektor ini diperkirakan akan tumbuh 6 hingga 7 persen untuk rental mobil skala besar dan lebih dari 10 persen bagi persewaan mobil skala usaha kecil menengah (UKM). Jumlah armada kendaraan yang disewakan pada 2011 ini diperkirakan mencapai 140 ribu unit mobil secara nasional. Dari total jumlah tersebut mayoritas merupakan pasar perusahaan besar yang mencapai 96 persen.

Membaiknya industri ini antara lain disebabkan aktivitas bisnis sektor riil yang semakin berkembang khususnya di sektor pertambangan, perkebunan, perbankan, consumer goods, serta pariwisata. "Dengan kondisi itu wajar jika perusahaan rental mobil gencar melebarkan sayap bisnisnya. Selain melakukan penambahan armada, pembukaan pusat distribusi (distribution center) baru di berbagai daerah di Indonesia juga pasti gencar dilakukan," tegas Jefri.

Jefri mengungkapkan untuk perluan ekspansi, Trac Astra Rent a Car menyiapkan belanja modal senilai 2,5 triliun rupiah untuk membeli sebanyak 10 ribu armada baru tahun ini. Perusahaan ini berencana membeli kendaraan jenis MPV (multi purpose vehicle), SUV (sport utility vehicle), pick up, mobil boks, truk dan bus, serta luxurious car. Selain menambah armada, tahun ini Trac Astra Rent a Car juga akan menambah 15 outlet dan 8 cabang baru, masing-masing tersebar di Kalimantan dan Sumatera.

Melalui pengadaan unit mobil yang akan ditambah hingga lebih dari 10 ribu armada, Astra Rent a Car menargetkan pertumbuhan 25 persen tahun ini dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya dengan 33 cabang dan 53 outlet persewaan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

"Menurut saya market sangat baik, tapi kita memang menggunakan momentum itu dengan menggunakan berbagai strategi. Kita ekspansi dengan membuka 12 cabang, yang sebenarnya dipersiapkan dari tahun 2009. Kami juga membuka ada 8 outlet dengan konsep effort shuttle (usaha antar jemput-red) supaya complimentary (gratis-red). Yang terakhir itu saya melakukan strategi pengadaan, kita lebih baik seperti diler jadi punya mobil baru kita sewain bukan punya order baru kita cari mobil," jelasnya.

Makin Optimistis

Jefri juga mengemukakan Trac Astra Rent a Car tahun ini menargetkan pertumbuhan usaha rentalnya sebanyak lebih dari 6 ribu unit. "Jadi memang bukan dalam posisi konservatif. Tren 2011 levelnya tetap stabil meski sempat khawatir melihat bencana Jepang," tambahnya.

"Namun kami di tim optimistis dengan situasi ini. Hasilnya, pada 2 bulan terakhir kita lebih unggul dalam strategi. Jadi saya optimistis kita makin unggul pada kuartal III dan IV tahun ini," tambah Jefri.

Dia menjelaskan 60 hingga 70 persen penyewa memilih mobil sedan, MPV, dan SUV yang semuanya merupakan produksi Jepang, Thailand dan Indonesia, sementara jenis mobil non Jepang terdapat dalam jumlah sedikit seperti jenis luxurious cars, semisal produk Amerika Serika, Ford, sedangkan untuk produk Jepang Astra Rent Cars yang disuplai dari Induk semangnya Astra juga ditopang oleh jenis semisal D-Max dari Isuzu, Hilux dari Toyota.

Secara grup, SERA memiliki 4 cabang usaha. Selain jasa layanan penyewaan kendaraan, Trac-Astra Rent a Car merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan SERA sebesar 45 persen. SERA juga memiliki usaha lain yakni perusahaan mobil88 yang bergerak dalam penjualan kendaraan bekas, lalu SELOG yang bergerak dalam jasa logistik, dan perusahaan O-RENZ yang bergerak dalam jasa angkutan taksi.

Rencana penambahan armada yang tengah dipersiapkan ditargetkan mampu menopang pendapatan SERA sebesar 4,5 triliun rupiah tahun ini, dibanding pencapaian 2010 lalu sebesar 3,5 triliun rupiah.

Sementara industri rental mobil terkemuka lainnya yang tak kalah gencar melebarkan sayap bisnisnya tahun ini adalah PT Adi Sarana Armada (Assa Rent). Assa Rent menjadi salah satu perusahaan nasional dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, yakni di atas 30 persen per tahun.

Assa Rent juga akan semakin serius mengarap pasar korporasi dalam menunjang pertumbuhan bisnisnya di 2011 ini, upaya tersebut direalisasikan dengan menargetkan, sedikitnya 10 ribu unit armada yang akan terealisasi sampai akhir tahun ini dari sebelumnya di kisaran 8.000 unit.

Maickel Tilon, Direktur Operasional Assa Rent, beberapa waktu lalu mengemukakan bisnis Assa Rent yang sifatnya jangka panjang 95 persen didominasi oleh korporasi atau setara dengan 500 korporasi besar yang berkantor pusat di berbagai kota menggunakan jasa Assa untuk penyewaan mobil dengan kontrak berkisar 3 sampai 4 tahun.

"Selain memiliki rental, kami juga punya divisi Duta Mitra Solusindo yang menyediakan sopir yang saat ini jumlahnya 1.800 orang, lalu Assa Logistik dan Gallery Mobil untuk used car atau mobil bekas. Kami proyeksikan dengan pertumbuhan pasar yang besar bisa merealisasikan 10 ribu unit armada di akhir tahun 2011," kata Tilon.

Dengan jumlah klien yang didominasi korporasi, Tilon menuturkan, pihaknya masih akan menggenjot pasar korporasi yang memang sangat besar. Sejalan dengan hal tersebut Assa Rent juga tengah mempersiapkan investasi kendaraan hingga milliaran rupiah.

"Rata-rata sewa bervariasi tergantung tipe dan tahun kendaraan. Perusahaan penyewa biasanya kontrak 3-5 tahun, biayanya berkisar 3 juta sampai 40 juta per bulan. Pasar ini jauh lebih efektif," kata Tilon.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada 17 kantor cabang Assa Rent di kota-kota besar serta perluasan maksimal jaringan service point dalam tiga tahun terakhir. had/E-6

Sumber

Tags
Bisnis rental mobil cerah, bisnis rental mobil, usaha rental mobil, industri rental mobil, tip membuka usaha rental mobil, cara membuka rental mobil,cara membuka usaha rental mobil, cara membuka bisnis rental mobil, bisnis jasa transportasi, peluang usaha bisnis rental mobil, peluang usaha rental mobil.
Baca Selanjutnya...

Wednesday, May 18, 2011

Pempek Mini Gerobak Modern

Pempek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecokelat-cokelatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, ebi, dan cabai rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun, seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas.

Bahan dasar utama pempek adalah ikan tengiri atau ikan gabus. Jika tidak ada bisa diganti dengan ikan yang berdaging banyak seperti salmon, tuna, tongkol kecil, gurame, sepat besar. Akan tetapi, jangan memakai ikan yang banyak lemaknya seperti lele dan patin. Giling halus daging ikan. Bahan lain yang harus ada adalah tepung sagu.

Tabel resep pempek Palembang ( klik gambar untuk memperbesar )

Bersihkan ikan dengan membuang insang dan kulit. Seluruh duri harus dibuang. Potong kecil-kecil dan siap digiling. Jika belum digunakan, masukkan ke freezer agar tetap segar.

Di beberapa rumah makan atau penjual pempek di pinggir jalan, selalu banyak pembelinya dari yang harga murah sampai harga mahal. Begitu banyak penjual pempek berjajar dan bersaing.

Melihat begitu banyaknya penggemar pempek, tidak ada salahnya melirik usaha membuat pempek karena pasar dan permintaan sudah tersedia. Orang tidak perlu mengenalkan makanan ini karena rata-rata semua orang sudah mengenal pempek. Karena persaingan yang cukup ketat, ada baiknya mendesain usaha agar terlihat lebih unik dengan menggunakan gerobak modern. Selama ini pempek kebanyakan dijual dengan menggunakan gerobak dorong atau kaki lima seadanya. Otomatis berjualan dengan cara demikian persaingan menjadi ketat yakni harga yang murah.

Menjual pempek dengan gerobak modern di samping bisa memberi kesan lebih elegan juga dapat menaikkan harga jual pempek. Keuntungan lain gerobak dapat menjadi sarana promosi untuk lebih mudah dikenal oleh konsumen. Gerobak yang didesain cantik lebih menonjol sehingga mudah dikenali.

Gerobak yang digunakan bisa dengan gerobak dorong, becak, sepeda, atau counter yang tinggal di satu tempat. Jenis pilihan gerobak bergantung dari jenis atau segmen pasar yang ingin dikerjakan. Counter gerobak sangat cocok ditempatkan di pertokoan atau mal karena tidak berpindah-pindah tempat. Sementara gerobak, sepeda, atau becak cocok untuk jenis penjualan keliling.

Pempek Mini Lebih Trendi

Sebetulnya pempek itu cuma satu resep, tetapi turunannya banyak sekali. Jenis pempek yang memasaknya direbus adalah pempek lenjer (bentuknya lonjong bulat seperti lontong), pempek kapal selam (pempek isi telur), dan tekwan. Yang digoreng adalah pempek lenjer, pempek kapal selam, dan pempek adaan (bentuknya seperti bola). Yang dikukus adalah lenggang, otak-otak, dan pempek tunu (sebelum penyajian dibakar dulu).

Pempek yang selama ini dikenal adalah pempek dengan berbagai isi dan berbagai bentuk sehingga memiliki nama berbeda beda pempek yang diisi dengan telur biasanya disebut pempek kapal selam sementara pempek yang memanjang disebut lenjer atau yang bulat mirip bakso disebut adaan. Membuat variasi produk pempek sangatlah penting. Salah satu idenya adalah membuat pempek ukuran mini sehingga harga dan variasi yang akan dipilih lebih banyak.

Pempek mini yang dimaksudkan adalah pempek dengan ukuran kecil dua kali gigit sehingga bentuknya menjadi imut namun dengan berbagai variasi isi yang lebih modern. Misalnya diisi dengan daging asap, telur puyuh, sosis, kornet, dan sebegainya sehingga variasi pempek lebih banyak.

Sumber

Tags
pempek palembang, pempek mini, cara membuat pempek, usaha pempek, bisnis pempek, pempek mini, usaha pempek gerobak, pempek lanjer, cara memasak pempek, komposisi resep pempek, resep pempek.
Baca Selanjutnya...

Wednesday, April 13, 2011

Bikin burger jamur, bidik vegetarian

Bisnis jamur olahan kian menjamur. Ceruk pasarnya pun masih cukup besar. Jika selama ini bisnis ini lebih banyak di dataran tinggi seperti, Bogor, Bandung dan Bantul Jogjakarta, kini secara perlahan merambah ke kota-kota di Jatim, di antaranya Surabaya, Sidarjo dan sekitarnya.

Bagi Fachri Munif Lahdji, jamur olah memiliki nilai jual jauh lebih tinggi ketimbang menjual jamur mentah kering maupun basah.
“Perhatikan, lima tahun lalu makanan dari bahan dasar jamur belum banyak di Surabaya. sekarang di mal-mal, restoran vegetarian, serta pinggir jalan, mulai banyak yang jual. Masyarakat semakin sadar tentang makanan sehat,” kata Fachri, ditemui di tempat produksinya di Tanjung Sadari Colombo, Surabaya, Kamis (7/4).

Fachri (21) bersama kawannya, Syarif, memproduksi jamur olah yang dibikin serupa daging untuk bahan isi burger dan kebab. Ia menyuplai ke beberapa resto vegetarian, penjual burger dan kebab jamur di pinggir jalan. Agennya saat ini tercatat ada delapan, yang tersebar tidak hanya di Surabaya, tetapi juga hingga Jakarta, Solo, dan Pekalongan.

“Saya sengaja tidak menjual burger jamur di toko-toko moderen dan mal karena cost-nya tinggi, sistem keagenan lebih menguntungkan. Untuk menjadi agen minimal harus beli 20 kilogram (kg), tanpa dikenai biaya apapun,” kata arek Suroboyo kelahiran 26 Juni 1990 ini.
Jamur olah yang ia jual dikemas serupa daging burger Bernardi, dengan tiap kemasan seberat 500 gram. Ia menjual dengan merek dagang Bano seharga Rp 25.000 per pack, harga grosir dengan pemesanan lebih dari 20 kg akan diberikan lebih murah.

“Saya memulai bisnis ini awal 2009, sebetulnya sejak di bangku kuliah di Jurusan International Business Management Universitas Ciputra, tiap mahasiswa harus bikin project wirausaha. Waktu itu saya bikin project trading rempah-rempah tetapi nggak bertahan lama. Akhirnya setelah kenalan dengan petani jamur, saya terinspirasi bikin daging burger jamur dan kebab ini,” jelas anak kedua dari empat bersaudara putra pasangan Munif Lahdji dan Jamilah Bawazeer, pemilik perusahaan pasta gigi dan lotion Siwak-F.
Sebagian ia produksi di Surabaya dan sebagian lagi di Bangil, Pasuruan. Untuk pemasaran, ia mempercayakan pada kawan sebayanya Syarif Husin Baridwan yang juga karib semasa SMP dan SMA di Al Hikmah.

“Saat ini, saya masih promosikan secara online di jejaring sosial dan jejaring social commerce seperti kaskus.com,” ujar Syarif menambahkan.
Sistem pemasarannya bisa pesan antar gratis untuk wilayah Surabaya saja, dengan sistem minimum order. Kini, setiap minggunya rata-rata ia bisa menjual 75 pack.
“Kalau omzetnya masih kecil, tiap minggu Rp 2–2,5 juta tetapi kadang juga tak ada pembeli sama sekali. Belum balik modal sih, karena dulu beli mesin olahnya lumayan mahal Rp 20 jutaan, semua pakai modal pribadi. Tetapi yang namanya bisnis memang harus telaten,” sambung Fachri lagi, yang berniat membuat rombong sendiri untuk mengembangkan bisnisnya.
Ia berkiblat terhadap bisnis pasta gigi milik kedua orangtuanya yang dibangun sejak 1994, baru bisa terasa hasilnya setelah 10 tahun. “Yang penting ada kemauan dan tetap inovatif menangkap selera konsumen,” akunya.

Gampang Dibuat, Bahan Baku Berlimpah

Bisnis makanan memang tak pernah ada matinya. Ketimbang bisnis garmen dan aksesoris, makanan kategori produk yang fast moving.
“Kalau niat berbisnis, cari yang bahan bakunya melimpah dan murah. Jamur tergolong komoditi yang harganya cukup terjangkau, budidayanya juga mudah. Tidak harus di dataran tinggi karena sudah bisa direkayasa,” jelas Fachri.

Untuk membuat daging burger jamur, caranya tak terlalu sulit. Jamur kancing (champignon) basah diblender jadi satu, lalu dicampur bahan pembunuh bakteri, diamkan selama satu hari. Setelah itu aduk dengan tepung gluten basah, tepung tapioka, minyak dan ragam bumbu penyedap rasa. Gulung adonan, lalu masukkan dalam mesin kukus.

“Setelah berwarna kecoklatan, angkat lalu diiris tipis menggunakan mesin potong khusus. Daging burger jamur siap dimasukkan plastik dan divakum,” urainya.
Jika dimasukkan freezer, lanjut Fachri, bisa bertahan sampai satu tahun. Namun jika dimasukkan lemari es hanya bisa bertahan satu bulan. Sementara, burger jamur yang disimpan dalam suhu ruangan hanya bisa bertahan 30 jam.

“Modalnya bisa berapa saja, pakai cara manual juga bisa. Tapi kalau produksinya sudah besar tentu penggunaan mesin-mesin khusus akan sangat membantu. Misalnya mesin blender, mesin kukus dan mesin potong,” jelasnya.
Menurut Fachri, jika ingin produk burger jamur ini cepat diserap pasar, tinggal menggali pasar dan bikin inovasi. Inovasi bisa terletak pada rasa, kemasan hingga merek dagang yang eye catching. ame

Sumber
Tags
burger jamur, cara bikin burger jamur, usaha burger jamur, bisnis burger jamur, prospek bisnis jamur, prospek usaha jamur, burger dari jamur, cara membuat burger jamur, bisnis jamur olahan, usaha jamur olahan.
Baca Selanjutnya...

Tuesday, April 5, 2011

Laba kerupuk pasir kian gurih

Siapapun tahu gurihnya kerupuk pasir, apalagi jika dicolet pake petis atau dimakan dengan rujak. Bisnis kerupuk ini tak pernah melempem. Di Jatim, ada banyak sentra kerupuk pasir, termasuk Kediri, Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Surabaya. Di ujung Jalan Banyu Urip Jaya V Surabaya inilah, ratusan kilogram kerupuk pasir yang setiap hari dinikmati warga Surabaya, berasal.

Pasangan Mohammad Baidowi dan Sri Ekowati, tidak pernah menyangka bahwa usaha kerupuk pasir yang dibangunnya sejak 1998, bakal menjadi sandaran hidup sampai kini.
“Waktu itu saya jadi tukang AC di sebuah toko, yang setiap pulang kerja lewat kawasan penjual rujak manis di Dr Soetomo-Polisi Istimewa untuk menjemput istri. Saya pikir, kalau rujak diberi kerupuk pasti enak. Dari sanalah ide itu berasal,” kata pria lulusan MA Jombang, yang kini berusia 49 tahun.

Secara kebetulan, tetangga di Jombang banyak yang bikin kerupuk pasir. “Iseng-iseng saya beli kerupuk mentah dari tetangga ini, lalu saya bumbui garam, cabe, bawang, kemudian saya jemur dan setelah kering baru saya angkut ke Surabaya. Di sini, kerupuk ini saya goreng dengan pasir dan dipasarkan ke tetangga. Responsnya cukup bagus,” akunya.
Ingin mencoba pasar lebih luas, adik Baidowi mencoba membawa kerupuk pasir ini ke perkantoran dan deretan PKL rujak manis di tengah kota. Ternyata, peminatnya pun tidak sedikit. Kini, ia bisa memasarkan tidak kurang dari 300 bungkus kerupuk pasir kemasan seharga Rp 1.500 atau Rp 2.000 jika eceran dan 50 kemasan besar seharga Rp 5.000 ke perkantoran.”Sebenarnya bisa juga dipasarkan di warung-warung dengan kemasan kecil Rp 1.000, tetapi saya tidak telaten, karena otomatis waktu yang dibutuhkan jauh lebih banyak dengan keuntungan yang mepet,” sambung Sri Ekowati (46), yang dulu pernah bekerja sebagai reception di sebuah hotel di Surabaya ini.

Penggemar rujak manis dan kerupuk pasir Tri Wutanti mengaku, gemar makanan ini sejak ia duduk di bangku SMA. “Setiap beli rujak di Dr Soetomo saya selalu beli dengan kerupuk pasirnya. Di kota lain seperti Magetan, kemarin saya sempatkan beli kerupuk pasir yang ada petisnya. Kerupuk ini enak buat camilan di saat senggang, asal jangan terlalu banyak pasirnya,” ujar wanita 25 tahun ini.
Model kerupuk pasir yang disukainya yang berukuran kecil-kecil lonjong pendek dan yang bulat warna-warni. “Harganya murah, tidak sampai Rp 5.000 sebungkus. Sekali beli paling-paling dua bungkus besar buat dimakan rame-rame di rumah,” ujar wanita yang tinggal daerah Tambaksari ini.

Potensi Bagus

Menurut Baidowi, usaha kerupuk pasir yang kini mampu menghasilkan omzet Rp 350.000–500.000 per hari itu awalnya hanya bermodal Rp 30.000. “Sampai sekarang saya tetap beli bahan kerupuk mentahnya, tidak produksi sendiri. Belinya dari Kediri dengan harga Rp 6.000 per kg. Sekali borong tidak tentu, tetapi rata-rata per hari bisa menggoreng 30 kg kerupuk mentah,” jelasnya.

Untuk proses penjemuran dilakukan di Jombang di rumah orangtua, mengingat lahan di sana cukup luas. Dari bahan mentah, diproses atau dibasahi dengan bumbu garam, bawang dan cabe, lalu dijemur. Untuk menjemur satu ton kerupuk mentah perlu waktu empat hari jika tidak ada hujan.

Sri menambahkan, sejak berdiri hingga 2007 silam ia sempat punya banyak karyawan, bahkan setiap hari bisa menggoreng 50 kg kerupuk mentah. Pasalnya, saat itu memang belum gencar penertiban PKL, sehingga penitipan kerupuk bisa dimana-mana. Bahkan sempat punya 10 stan PKL.

“Sekarang semuanya sudah tidak ada, pemasaran lebih terbatas. Kalau dulu punya 10 karyawan, sekarang hanya mempekerjakan tiga orang. Tiap bulan saya gaji Rp 200.000-an. Sebetulnya usaha ini punya potensi bagus jika pemasarannya ditingkatkan lagi,” jelas ibu dua anak ini.
Khusus hari libur Sabtu-Minggu, ia mengaku kewalahan menerima pesanan. “Kebetulan rumah saya dekat gereja, jadi kalau weekend pesanannya sangat banyak. Sehabis mereka beribadah di gereja, pasti mborong kerupuk pasir,” ujarnya.

Ia sengaja tidak memakai petis karena ongkos produksinya mahal. “Pakai petis lebih ribet, nggak nututi biayanya. Cabe saja sekarang masih Rp 50.000, saya ganti cabe Thailand yang murah tetapi tidak pedas,” urai Sri.Tahun ini, ia pun berencana memperluas jangkauan pemasaran, namun tidak ada niat untuk mendirikan outlet atau stan khusus karena akan menggerus biaya operasionalnya. Untuk bantuan permodalan, Sri telah mengajukan ke BRI. ame

Pasir untuk Memanaskan Alat Penggorengan

Membuka usaha kerupuk pasir bisa dilakukan siapa saja. Modalnya bisa berapa saja. Membuat bahan bakunya pun tak susah. Perpaduan yang tepat antara tepung tapioka, bawang putih, soda, gula, cabe, garam, telur, bisa menjadikan kerupuk berasa yummy.

Menurut M Baidowi, proses pembuatannya sebetulnya tak terlalu sulit, namun butuh waktu lama dan agak sedikit ribet karena proses penjemurannya mengandalkan sinar matahari langsung, tidak bisa dikeringkan dengan mesin pengering. Kerupuknya bisa mengembang dan memiliki rasa lebih sip, jika dijemur menggunakan sinar matahari.

“Jangan lupa siapkan mesin penggorengan khusus pasir, gula pasir, minyak goreng, serta gas elpiji,” ujarnya. Harga mesin penggorengan yang sederhana kini kisaran Rp 1,5 juta. Pasirnya tak perlu banyak, cukup sediakan 1 sack bisa untuk setahun. Keberadaan pasir hanya membantu mempercepat pemanasan alat penggorengan,” ujar Baidowi.

Namun sebelum pasir dipakai, dicuci dulu dengan air sampai bersih, lalu dijemur sampai kandungan airnya habis. Selain pasir, kebutuhan minyak goreng juga jangan terlalu banyak karena sifatnya hanya untuk tidak melengketkan kerupuk dengan alat penggorengan. ame

Sumber
Tags
kerupuk pasir, usaha kerupuk pasir, bisnis kerupuk pasir, sentra pembuat kerupuk pasir, pusat kerpuk pasir, kerupuk pasir jatim, cara menggoreng kerupuk pasir, bahan kerupuk pasir.
Baca Selanjutnya...

Thursday, March 31, 2011

Gurihnya laba telur asin aneka rasa

Beda dengan kebanyakan rasa telur asin pada umumnya, rasa telur asin aneka rasa ini tergantung dengan racikan bahan tambahannya. “Kalau udang, ya gurihnya rasa udang,” ucap Nur Hidayat (40), salah satu perajin telur asin aneka rasa, saat dikunjungi Surya, di Desa Kebonsari RT 5/W 1 Kecamatan Candi, Selasa (15/3).

Selain rasa udang, para perajin ini juga menyediakan produk telur asin dengan pilihan rasa ikan tengiri dan ikan salmon. Sama halnya dengan telur asin biasa, bahan baku telur asin aneka rasa ini berasal dari telur bebek. “Bedanya ya cara pengolahan dan tambahan bahan bakunya,” jelas Sulaiman (51), perajin lainnya, yang juga warga Kebonsari.

Yang membuat beda, telur asin aneka rasa ini rasa asinnya lebih menggigit jika dibandingkan dengan telur asin biasa. Keunggulan lainnya, produk ini tahan lebih lama. Jika kondisi normal, telur asin aneka rasa mampu bertahan hingga sebulan.

“Kalau telur asin biasa, ya paling lama 10 hari. Lebih dari itu tidak layak dikonsumsi,” sambung M Khoiron (44), perajin lainnya yang juga warga Kebonsari.

Tidak hanya rasanya, tampilan telur asin aneka rasa ini beda dengan telur asin biasa. Rata-rata tampilan luarnya berwarna coklat agak hitam. Seperti buah sawo yang sudah matang. Maklum selain dimatangkan dengan mesin oven, proses pembuatan telur asin aneka rasa ini juga dengan cara pengasapan dan penggorengan.

Lazimnya cara membuat telur asin, bahan baku telur bebek dipilah-pilah, terutama ukurannya agar produk tampak seragam. Telur bebek yang sudah disortir lalu dibersihkan. “Telur lalu dimasukkan dalam rendaman batu bata merah yang sudah dicampur dengan garam. Lama merendam bisa sampai 12 hari,” ujar Nur Hidayat.

Nah, proses selanjutnya inilah yang menghasilkan telur asin aneka rasa. Untuk membuat telur asin rasa udang, bahan baku telur bebek tadi dimasukkan ke dalam mesin oven, sekitar 3 jam. Dari proses inilah, muncul aroma rasa udang.

“Kalau rasa udang tidak perlu tambah bahan lain, kan telur ini dihasilkan dari bebek yang setiap harinya kami beri makan dengan campuran udang-udang kecil,” tambahnya.

Namun untuk membuat telur asin rasa kepiting, bahan campuran kepiting ditambahkan saat telur asin diproses dengan cara telur tersebut digoreng. Sedangkan telur asin biasa, prosesnya telur asin yang sudah direndam dengan garam, dimatangkan dengan cara dikukus dan diasapi. “Inilah yang membedakan produk kami dengan produk sejenis milik perajin lain,“ beber Sulaiman.

Tidak hanya di Sidoarjo dan sejumlah kota di Jawa Timur, gurih telur asin aneka rasa ini aromanya sudah menyebar hingga Jakarta, Bali, Kalimantan dan Sumatera. Rata-rata setiap perajin mengaku memproduksi telur asin aneka rasa ini sebanyak 600-700 butir/sehari.

“Kalau saya per hari membuat 650 butir telur asin dengan berbagai rasa,” cetus Sulaiman yang mengawali bisnis ini dengan menjadi peternak bebek pada 1997 silam. Dengan produksi sebanyak ini, omzet para perajin telur asin bisa mencapai kisaran Rp 36 juta per bulan.

Bapak dua anak ini bercerita, mayoritas perajin telur asin dulunya juga peternak bebek. Sebagian peternak itu kini juga nyambi menjadi perajin telur asin setelah hasil panen telur bebek melimpah ruah hingga memicu harga telur bebek anjlok. “Karena itu sejak tujuh tahun silam banyak yang meluaskan usahanya membuat telur asin,” urainya.

Menurut Nur Hidayat, karena beda rasa dan kualitas inilah, harga telur asin aneka rasa juga beda dengan telur asin biasa. Per butir telur asin aneka rasa ini, harganya dipatok Rp 2.500. Sedangkan telur asin biasa harganya antara Rp 1.600-Rp 1.800 per butir.

“Namun biasanya kami menjual dengan kemasan berisi 4 butir, sehingga harganya menjadi Rp 10.000,” ucap Nur, panggilan karib Nur Hidayat, yang membuka depot dengan menu utama serba bebek, seperti bebek goreng atau bebek rames.

Saat ini, ada sekitar 15 perajin yang menggeluti usaha pembuatan telur asin yang juga diantaranya memproduksi telur asin aneka rasa. Belasan warga ini tinggal di Desa Kebonsari, Kecamatan Candi. Sedangkan peternak itik, jumlahnya mencapai 37 orang. “Makanya selain dikenal sebagai kampung bebek, Kebonsari juga disebut kampung telur asin,” katanya.

Nur menjelaskan, produk telur asin aneka rasa ini dipasarkan ke luar Jawa melalui beberapa warga yang khusus menjadi agen pemasaran. Tetapi tidak menutup kemungkinan, produk telur asin aneka rasa ini langsung dikulak para pedagang besar dengan cara datang langsung ke Desa Kebonsari. “Biasanya mereka orang Jakarta, yang juga kulakan produk lain ke Surabaya,” pungkasnya. ain

Sumber

Foto : Nur Hidayat, salah satu perajin menunjukkan telur asin aneka rasa yang sudah dikemas dan siap dipasarkan hingga ke luar Jawa. Foto : Surya/Mustain
Tags
Telor asin aneka rasa, usaha telur asin aneka rasa, peluang usaha telur asin aneka rasa,telur asin rasa kepiting, telur asin rasa udang, cara membuat telur asin aneka rasa.
Baca Selanjutnya...