Wednesday, June 8, 2011

Bisnis rental mobil cerah

Bisnis rental (persewaan) makin menggiurkan. Tren pertumbuhan bisnis ini terus postif tiap tahun. Sempat khawatir kena dampak bencana Jepang di Maret lalu, namun pengusaha dalam negeri tetap optimistis industri persewaan mobil bakal cerah pada 2011.

Pengusaha di bisnis jasa transportasi sempat khawatir industri persewaan mobil bakal terpengaruh dampak bencana di Jepang. Kecemasan sempat melanda perusahaan persewaan besar sebab rata-rata perusahaan persewaan besar menggunakan mobil-mobil baru tiap tahun. Artinya, pasokan mobil baru perusahaan persewaan akan ditentukan oleh produksi dari pabrikan atau ATPM (agen tunggal pemegang merek).

Ketika permintaan sewa naik dan persediaan mobil kurang akibat pasokan seret, tentu kondisi layak dicemaskan. "Kita melihat ada situasi bencana di Jepang. Memang kenyataannya dua sampai tiga bulan ini boleh dibilang ada kekurangan di operation, tapi kita memang sudah antisipasi dengan pengadaan lebih awal," begitu pengakuan Jefri R Sirait, Direktur Trac Astra Rent a Car kepada Koran Jakarta, pekan lalu.

Trac Astra Rent a Car adalah unit bisnis jasa transportasi PT Serasi Autoraya (SERA), salah satu perusahaan yang bernaug di bawah Astra Group. Secara umum, terang Jefri, bisnis rental mobil menggiurkan. Karena itu, perusahaannya terus merencanakan penambahan unit armada untuk memperbesar bisnis.

Langkah Trac Astra Rent a Car dan perusahaan persewaan lain di dalam negeri yang makin ekspansif ini mendorong peningkatan cukup signifikan industri sewa kendaraan. Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo) menyebut pasar persewaan kendaraan bermotor tumbuh hingga 20 persen dari total produksi tahunan mobil selama lima tahun terakhir.

Pangsa pasar bagi usaha di sektor ini diperkirakan akan tumbuh 6 hingga 7 persen untuk rental mobil skala besar dan lebih dari 10 persen bagi persewaan mobil skala usaha kecil menengah (UKM). Jumlah armada kendaraan yang disewakan pada 2011 ini diperkirakan mencapai 140 ribu unit mobil secara nasional. Dari total jumlah tersebut mayoritas merupakan pasar perusahaan besar yang mencapai 96 persen.

Membaiknya industri ini antara lain disebabkan aktivitas bisnis sektor riil yang semakin berkembang khususnya di sektor pertambangan, perkebunan, perbankan, consumer goods, serta pariwisata. "Dengan kondisi itu wajar jika perusahaan rental mobil gencar melebarkan sayap bisnisnya. Selain melakukan penambahan armada, pembukaan pusat distribusi (distribution center) baru di berbagai daerah di Indonesia juga pasti gencar dilakukan," tegas Jefri.

Jefri mengungkapkan untuk perluan ekspansi, Trac Astra Rent a Car menyiapkan belanja modal senilai 2,5 triliun rupiah untuk membeli sebanyak 10 ribu armada baru tahun ini. Perusahaan ini berencana membeli kendaraan jenis MPV (multi purpose vehicle), SUV (sport utility vehicle), pick up, mobil boks, truk dan bus, serta luxurious car. Selain menambah armada, tahun ini Trac Astra Rent a Car juga akan menambah 15 outlet dan 8 cabang baru, masing-masing tersebar di Kalimantan dan Sumatera.

Melalui pengadaan unit mobil yang akan ditambah hingga lebih dari 10 ribu armada, Astra Rent a Car menargetkan pertumbuhan 25 persen tahun ini dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya dengan 33 cabang dan 53 outlet persewaan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

"Menurut saya market sangat baik, tapi kita memang menggunakan momentum itu dengan menggunakan berbagai strategi. Kita ekspansi dengan membuka 12 cabang, yang sebenarnya dipersiapkan dari tahun 2009. Kami juga membuka ada 8 outlet dengan konsep effort shuttle (usaha antar jemput-red) supaya complimentary (gratis-red). Yang terakhir itu saya melakukan strategi pengadaan, kita lebih baik seperti diler jadi punya mobil baru kita sewain bukan punya order baru kita cari mobil," jelasnya.

Makin Optimistis

Jefri juga mengemukakan Trac Astra Rent a Car tahun ini menargetkan pertumbuhan usaha rentalnya sebanyak lebih dari 6 ribu unit. "Jadi memang bukan dalam posisi konservatif. Tren 2011 levelnya tetap stabil meski sempat khawatir melihat bencana Jepang," tambahnya.

"Namun kami di tim optimistis dengan situasi ini. Hasilnya, pada 2 bulan terakhir kita lebih unggul dalam strategi. Jadi saya optimistis kita makin unggul pada kuartal III dan IV tahun ini," tambah Jefri.

Dia menjelaskan 60 hingga 70 persen penyewa memilih mobil sedan, MPV, dan SUV yang semuanya merupakan produksi Jepang, Thailand dan Indonesia, sementara jenis mobil non Jepang terdapat dalam jumlah sedikit seperti jenis luxurious cars, semisal produk Amerika Serika, Ford, sedangkan untuk produk Jepang Astra Rent Cars yang disuplai dari Induk semangnya Astra juga ditopang oleh jenis semisal D-Max dari Isuzu, Hilux dari Toyota.

Secara grup, SERA memiliki 4 cabang usaha. Selain jasa layanan penyewaan kendaraan, Trac-Astra Rent a Car merupakan penyumbang terbesar bagi pendapatan SERA sebesar 45 persen. SERA juga memiliki usaha lain yakni perusahaan mobil88 yang bergerak dalam penjualan kendaraan bekas, lalu SELOG yang bergerak dalam jasa logistik, dan perusahaan O-RENZ yang bergerak dalam jasa angkutan taksi.

Rencana penambahan armada yang tengah dipersiapkan ditargetkan mampu menopang pendapatan SERA sebesar 4,5 triliun rupiah tahun ini, dibanding pencapaian 2010 lalu sebesar 3,5 triliun rupiah.

Sementara industri rental mobil terkemuka lainnya yang tak kalah gencar melebarkan sayap bisnisnya tahun ini adalah PT Adi Sarana Armada (Assa Rent). Assa Rent menjadi salah satu perusahaan nasional dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, yakni di atas 30 persen per tahun.

Assa Rent juga akan semakin serius mengarap pasar korporasi dalam menunjang pertumbuhan bisnisnya di 2011 ini, upaya tersebut direalisasikan dengan menargetkan, sedikitnya 10 ribu unit armada yang akan terealisasi sampai akhir tahun ini dari sebelumnya di kisaran 8.000 unit.

Maickel Tilon, Direktur Operasional Assa Rent, beberapa waktu lalu mengemukakan bisnis Assa Rent yang sifatnya jangka panjang 95 persen didominasi oleh korporasi atau setara dengan 500 korporasi besar yang berkantor pusat di berbagai kota menggunakan jasa Assa untuk penyewaan mobil dengan kontrak berkisar 3 sampai 4 tahun.

"Selain memiliki rental, kami juga punya divisi Duta Mitra Solusindo yang menyediakan sopir yang saat ini jumlahnya 1.800 orang, lalu Assa Logistik dan Gallery Mobil untuk used car atau mobil bekas. Kami proyeksikan dengan pertumbuhan pasar yang besar bisa merealisasikan 10 ribu unit armada di akhir tahun 2011," kata Tilon.

Dengan jumlah klien yang didominasi korporasi, Tilon menuturkan, pihaknya masih akan menggenjot pasar korporasi yang memang sangat besar. Sejalan dengan hal tersebut Assa Rent juga tengah mempersiapkan investasi kendaraan hingga milliaran rupiah.

"Rata-rata sewa bervariasi tergantung tipe dan tahun kendaraan. Perusahaan penyewa biasanya kontrak 3-5 tahun, biayanya berkisar 3 juta sampai 40 juta per bulan. Pasar ini jauh lebih efektif," kata Tilon.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada 17 kantor cabang Assa Rent di kota-kota besar serta perluasan maksimal jaringan service point dalam tiga tahun terakhir. had/E-6

Sumber

Tags
Bisnis rental mobil cerah, bisnis rental mobil, usaha rental mobil, industri rental mobil, tip membuka usaha rental mobil, cara membuka rental mobil,cara membuka usaha rental mobil, cara membuka bisnis rental mobil, bisnis jasa transportasi, peluang usaha bisnis rental mobil, peluang usaha rental mobil.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 comments: on "Bisnis rental mobil cerah"

Post a Comment