Sunday, December 5, 2010

Review Nokia C3: Pesaing Baru Ponsel QWERTY Lokal

Kehadiran BlackBerry dan ponsel lokal ber-Qwerty rupanya telah menyudutkan Nokia ke sebuah posisi dimana mereka harus melawan balik. Kepungan produk ber-Qwerty di kelas atas oleh BlackBerry dan kelas bawah oleh ponsel lokal akhirnya dijawab juga dengan deretan produk yang telah dipersiapkan dengan baik.

Nokia C3 bisa jadi senjata utama mereka untuk ikut berebut ‘kue’ di kelas bawah, mengingat banderonya sebatas Rp 1,2 juta. Ponsel ini menyediakan pilihan alternatif bagi konsumen yang kepingin eksis dan selama ini hanya menemukan produk-produk online lokal. Sejumlah strategi pun diterapkan, semisal harga terjangkau dan akses ke menu komunitas lewat homescreen widget.

Disain
Jika dibandingkan dengan kebanyakan BlackBerry, Nokia Qwerty satu ini terlihat lebih ramping. Lebarnya mendekati Nokia E71 dan E63, namun dengan tampilan yang lebih sederhana.

Ponsel dibalut material plastik dengan perbedaan tekstur. Dimana bagian muka didominasi oleh bahan glossy dan licin, kecuali di keyboard. Sedangkan di bagian belakang, material plastik yang digunakan lebih bertekstur kesat dan cenderung doff. Strategi yang tepat untuk menghilangkan kesan licin saat menggunakan ponsel dan mengurangi kemungkinan lecet ketika diletakkan di permukaan kasar.

Dibandingkan keyboard milik BlackBerry, susunan karakter yang disediakan keyboard C3 terasa lebih nyaman. Tanda baca penting diletakkan di tombol utama, sehingga kita tidak perlu lagi menekan shift untuk memilih tanda titik, misalnya. Hal ini berlaku juga untuk tanda @.

Layar dan Widget

Nokia C3 dipersenjatai layar lebar 2,4 inci dengan tingkat kecerahan memadai. Layar berjenis TFT 262.144 warna ini menampilkan gambar dengan resolusi 320 x 240 pixel, yang terbujur horisontal alias landscape. Layaknya ponsel Qwerty lain.

Dengan layar seperti ini kita bisa menikmati tampilan ponsel dalam kondisi cahaya seperti apapun. Termasuk di outdoor di bawah cahaya matahari. Disamping itu disain interface dengan menggunakan font besar saat menulis nomor telepon yang dituju, sms dan sebagainya sangat cocok untuk siapapun, termasuk orang tua kita dengan penglihatan yang sudah tidak prima lagi.

C3 yang disebut sebagai penantang ponsel-ponsel online lokal juga menyediakan home screen yang terbukti efektif sebagai gerbang utama fitur chatting, Facebook-ing maupun Twit-ing. Lengkap dengan deretan widget yang menjadi andalannya.

Sekedar mengingatkan sistem widget ini sudah digunakan beberapa vendor ponsel lain, termasuk dari Korea. Bahkan LG menyusun UI baru berdasarkan Widget yang disebut UI S-Class. Jadi, sejatinya, ini bukan hal baru. Namun untuk ponsel sejutaan besutan Nokia berkeyboard qwerty seperti C3, hal ini menjadi penting.

Widget merupakan program berupa ikon, gambar atau baris teks yang memuat data-data (baik dari aplikasi itu sendiri maupun aplikasi lain) untuk langsung tertampil di hadapan Anda dan Anda bisa berinteraksi langsung dengannya. Dalam hal ini di C3 Anda akan mendapat widget berupa ikon kontak favorit, Feed informasi Facebook, widget email, chat, kalender dan musik.

Dari halaman awal alias home screen, kita bisa langsung menulis status Facebook atau nge-twit di Twitter tanpa masuk ke menu terlebih dahulu. Membuka email, mengirimkan email, menyetel musik favorit, menelepon orang yang Anda cintai dan sebagainya.

Nokia S-40
Sebelum jauh melangkah ke fitur-fitur lain yang disiapkan C3 untuk memanjakan penggunanya, Anda juga perlu tahu lingkungan software yang berjalan di ponsel ini. C3 berjalan di platform S-40. Seperti yang sudah Anda ketahui, platform ini banyak digunakan oleh Nokia-Nokia low end, yaa kisaran dibawah 1 juta hingga 1,5 jutaan deh! Semisal 5310 XpressMusic. Dan beberapa produk high end yang memang dibuat sederhana semisal 6700.

Apabila ada salah satu dari Anda yang mengira ini adalah salah satu versi Symbian, maka Anda SALAH. Ada kemungkinan Anda tidak rajin membaca PULSA. He he.. Platform ini belum bisa dikategorikan sebagai platform ponsel pintar. Karena tidak ada OS terbuka spesifik yang mengasuhnya.

Beberapa ciri khas yang tidak menguntungkan adalah tidak hadirnya fitur multitasking, terutama di aplikasi-aplikasi java. Namun positifnya, ponsel jenis ini tidak membutuhkan memori besar dan cenderung sederhana dalam penggunaan.

Communities
Inilah fitur yang disebut-sebut akan membuat Anda betah berinteraksi dengan teman via jalur online. Dulu via situs developernya, sekitar satu tahun yang lalu, PULSA pernah berkesempatan mencoba aplikasi Nokia Communities ini ke dalam perangkat 6700.

Masih banyak kekurangan saat itu, padahal jika sudah bisa diaplikasikan tentu akan sangat bermanfaat untuk ponsel-ponsel non OS Nokia. Terutama bagi mereka yang ingin terus menerus memantau Facebooknya. Biar berasa pake BlackBerry.

C3 merupakan ajang debut bagi aplikasi Nokia Communities ini. Dengannya kita bisa mendaftarkan beberapa akun Facebook dan Twitter, untuk kemudian ditampilkan di Home Screen. Tapi, kita harus memilih hanya satu akun yang ditampilkan di Home Screen ini, yaitu main account alias akun utamanya saja. Pilihan akun utama bisa dirubah sesuai dengan keinginan.

Saat akun utamanya berasal dari Facebook, widget feeds pada Home Screen akan menampilkan 7 halaman yang bisa digeser. Halaman pertama adalah profil picture kita dengan pilihan merubah status dengan hanya meng-klik-nya saja. Kedua adalah informasi notifikasi dan pesan masuk (inbox message di facebook), ke tiga hingga ke tujuh merupakan update status teman terakhir.

Sementara saat diseting Twitter sebagai akun utama, maka hanya ada 6 halaman saja di feed Home Screen ini. Terdiri dari profil picture kita di halaman pertama, dan 5 tweet terakhir yang dilakukan oleh orang-orang/teman-teman/instansi-instansi yang kita follow.

Lalu bagaimana dengan notifikasi? Apakah kita akan menerima notifikasi ketika ada komentar di status Facebook atau mention yang dilakukan teman Twitter kita? Sejauh ini belum ada. Kita tetap harus merefresh halaman communities untuk mengetahui bilamana ada notifikasi anyar yang masuk.

Facebook dan Twitter yang kita daftarkan di Communities dapat mengupdate info secara otomatis dan terjadwal. Kita bisa mengatur agar proses updating info yang membutuhkan koneksi internet tersebut untuk berjalan di kisaran waktu tertentu. Semisal dari pukul 06.00 pagi hingga 20.00 malam. Artinya, kita sendiri yang mengontrol pengeluaran pulsa.

Email

Sebelumnya kita hanya bisa mendaftarkan email ovi saja di perangkat S40. Nokia Messaging Service yang memungkinkan kita mendaftarkan email-email yahoo, Google, hotmail dan sebagainya dulu hanya bisa diakses melalui perangkat S60 yang kompatibel.

Kini di C3, layanan perpesanan Nokia sudah dapat dinikmati secara penuh. Memungkinkan kita untuk mendaftarkan email Yahoo, Gmail, Hotmail dan semua email lain hingga 10 email dalam satu ponsel. Sayangnya, masih banyak kekurangan yang dimiliki layanan di C3 ini meski dengan update-an layanan teranyar sekalipun.

Pertama email ini tidak bersifat push. Dengan kata lain kita harus menjemputnya sendiri dengan melakukan refresh atau mengatur sistem untuk melakukan refresh (update info) secara berkala.

Kedua dengan sifatnya seperti itu, maka notifikasi di bawah sistem tidak berjalan dengan semestinya. Maksudnya, ketika ponsel kita idle (di Home Screen), maka pemberitahuan email masuk akan terasa sangat lambat. Saat kami coba dengan Gmail dan Yahoo mail, jedanya bisa mencapai hingga 5 jam. Jeda ini bisa sangat bervariasi tergantung kualitas server Nokia Messaging. Tapi satu hal yang pasti, notifikasi ini tidak pernah berlangsung realtime (sudah pasti ada jeda).

Ketika kita pertama kali menggunakannya ada sebuah proses yang harus dilewati, yaitu proses updating layanan dengan perangkat C3 yang kita miliki sehingga terjadi sinkronisasi. Jangan kaget apabila proses ini sering memakan waktu yang lebih lama dari perkiraan kita. Baik dengan menggunakan WiFi maupun dengan jalur GPRS/EDGE. Hal ini terjadi karena server Nokia Messaging yang sering tidak bisa diakses. Mungkin sedang melakukan pemeliharaan atau sedang diakses banyak pelanggannya.

CHATTING
Beralih ke masalah chatting. Di box, di iklan hingga di beberapa spesifikasi yang disebar oleh Nokia, C3 dijanjikan dapat digunakan untuk chatting dengan semua layanan chat yang sudah ada. Nyatanya, secara default hal ini belum bisa dimaksimalkan.

Sejatinya satu corong chat akan tersedia untuk akun ovi (Ovi Contacts), Yahoo (Yahoo Messenger), Google (Gtalk), Windows Live dan sejumlah layanan chat lainnya. Seperti Nokia Messaging for IM beta yang tersedia untuk N97 misalnya. Namun entah mengapa hanya disediakan OVI contacts (chat) dan jika kita mengaktifkan fitur Yahoo Messenger via akun email selalu ada notifikasi belum dapat digunakan. Mungkin Nokia masih berusaha mengembangkan fitur ini.

Untuk sementara kita bisa mendownload aplikasi yang direkomendasikan C3 via Ovi Store-nya, saudara-saudara. semisal eBuddy dan Snaptu untuk mengasuh multi account chat. Tentunya hal ini lebih baik ketimbang kita chatting melalui situs mobile Yahoo Messenger misalnya.

Baik email maupun chat dapat diakses langsung dari halaman Home Screen dengan widget yang disediakan.

Browser Web
Secara umum kinerjanya hampir sama dengan sejumlah browser bawaan ponsel lain. Hanya saja, jika dibandingkan browser ponsel bawaan ponsel lokal, browser OSS milik Nokia ini jauh lebih baik. Mulai dari akselerasi hingga dukungan terhadap flash sederhana, javascript 1.3 dan 1.5, CSS, TCP/IP dan sebagainya.

Tapi sebagian besar pengguna ponsel java lebih memilih browser pihak ketiga. Semisal OperaMini. Nah kalau soal ini jangan khawatir, Nokia C3 juga menyediakannya. Di folder yang sama dengan OSS Web browser bawaan. Kedua browser ini juga saling berbagi cache.

Apabila Anda ingin berhemat pulsa, OperaMini bisa diandalkan, tapi jika Anda butuh tampilan yang maksimal, browser web OSS bawaan C3 akan lebih memuaskan.

Konektivitas
Nah, sekarang kita bahas koneksi yang bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan online tadi. Ada dua hal yang menjadi perhatian, mobile dan wireless. Untuk mobile, C3 menyediakan akses GPRS dan EDGE. Secara teori, kecepatan yang disediakan adalah 85 hingga 236 kbps.

Mungkin kita semua akan berfikir, cukupkah koneksi GPRS/EDGE ini untuk mengasuh kegiatan berbau narsis di C3? Kalau dibilang cukup ya cukup, tapi tidak maksimal. Gini deh, bilamana Anda ingin mengupload gambar baru ke Facebook misalnya, maka kecepatan GPRS akan membatasi kita untuk mengupload besaran file yang tidak terlalu ‘wah’. Sukur-sukur jika C3 Anda mampu menangkap sinyal EDGE, kecepatan dan kemungkinannya bisa lebih besar untuk mengupload file gambar yang lebih baik.

Tapi dilihat dari harganya yang hanya sedikit di atas 1 juta-an, untuk sebuah ponsel Nokia, hal ini bisa dimaklumi. Beruntung, dengan harga segini, Nokia tidak ragu-ragu untuk menyertakan pula receiver WiFi. Bicara kecepatan, secara teori maximalnya koneksi ini dapat memiliki bandwidth 11 mbps/54 mbps.

Pengaturannya mudah, kita tinggal mencari hotspot yang ada, masukkan WEP key jika diperlukan, dengan font raksasa yang besar-besar, lalu koneksi akan segera terjadi.

Seperi kebanyakan ponsel Nokia, C3 juga bisa digunakan sebagai modem. Koneksi via kabel MicroUSB dan Bluetooth dapat dimanfaatkan dengan bantuan Nokia PC Suit.

Fitur Hiburan
Kamera
C3 membawa kamera 2 megapixel yang biasa-biasa saja, beda dengan kamera 2MP ‘standar’ Nokia. Tidak ada autofokus dan lampu kilat. Hasil foto dalam ruangan cenderung memunculkan noise. Sementara foto outdoor pun terlihat tak optimal. Meski komposisi warna baik, layakny khas kamera ponsel Nokia, hasil foto serasa kehilangan fokus hingga ketajaman gambar kurang memuaskan.

Kamera ini juga bisa dimanfaatkan untuk merekam video beresolusi maksimal 320 x 240 pixel. Tapi rekam yang penting-penting aja ya!

Pemutar Musik
Ponsel ini membawa pemutar musik khas Nokia. Kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Sorting file dilakukan dengan baik. Memisahkan lagu koleksi ke dalam sejumlah kategori untuk memudahkan pencarian file. Termasuk dukungan ID3 tags yang tetap dipertahankan.

Bicara output, sepertinya Anda harus kecewa dengan speaker (internal) ponsel. Pasalnya suaranya terlalu cempreng dengan satu corong output yang bersebelahan dengan kamera. Jangankan dibandingkan dengan ponsel XpressMusic atau Walkman, dengan ponsel bisnis sekelas BlackBerry saja sepertinya masih kurang bersaing.

Beruntung ponsel ini menyediakan kemampuan A2DP dan konektor audio stereo 3.5 mm. Kita bisa memanfaatkannya. Tapi earset handsfree bawaan C3 masih kurang bagus. PULSA melakukan komparasi dengan sejumlah earset pihak ketiga dan earset bawaan Nokia C3 terasa kurang powerful dan cenderung datar.

Bagaimanpun kita masih bisa memanipulasi suara output-nya via equalizer dan sound widening yang tersedia. Tapi kami rekomendasikan untuk menggunakan earset yang lebih baik. Nokia punya earset yang lebih baik dari bawaan C3 ini, atau gunakan merek lain. Karena secara software, pemutar musik C3 ini sebenarnya sudah mumpuni.

Pemutar musik beserta Radio FM ini termasuk aplikasi yang mampu berjalan di bawah sistem. Artinya bisa berjalan selagi kita membuka fitur lain semisal sambil chatting. Tapi kemampuan multitasking ini tidak berlaku global, terutama pada aplikasi-aplikasi java.

Memori dan Baterai
Nokia C3 sampai di meja redaksi PULSA tanpa ditemani kartu memori. Padahal sudah tersedia slot MicroSD di ponsel ini, yang menurut spesifikasinya mampu menampung hingga 8GB. Jika Anda berniat memaksimalkan fitur media player dan kamera di ponsel ini, pastikan untuk membeli MicroSD yang tidak tersedia dalam paket penjualannya kali ini.

Jika mengandalkan memori internalnya yang hanya 55 MB saja, kita tidak bisa bebas menyimpan file musik dan foto.

Terakhir, sebagai penyedia daya, ada baterai Lithium ion 1320 mAh yang siap mengawal sekitar 1,5 hari dengan pemakaian internet yang tidak terus menerus.

KESIMPULAN
Nokia C3 nampaknya akan menjadi ikon baru Nokia di harga sejutaan. Menawarkan sesuatu yang tengah diminati masyarakat, yakni fitur-fitur online, lengkap dengan dukungan layanan dan interface yang saling bersatu padu.

Layanan Nokia Messaging yang menghadirkan manajemen email multi akun gratis akan menjadi ancaman semua vendor yang bermain di ranah bisnis. Sementara interface berupa keyboard qwerty dan widget Home Screen bisa dimanfaatkan sebagai jalur singkat menuju EKSIS di dunia maya.

Perbandingan fitur dan harga yang ditawarkan sesungguhnya sudah pas. Namun kalau saja Nokia bisa menjualnya di angka 900 ribu hingga 1 juta, tentu akan lebih menarik lagi. Di angka ini, kemampuan online ponsel lokal akan tampak tertinggal jauh. Terlebih jika beberapa isu di multi chat sudah teratasi. Dua hal yang mungkin tidak dapat diungguli C3 hanya pada ketersediaan dual Sim card dan TV analog.

***Kelebihan: Harga bersaing, WiFi, Widget Home Screen, Nokia Messaging Service, Ovi Contacts (chat), kompatibilitas java, Flash 3.0.
***Kekurangan: Server Nokia Messaging sering down, Communities tidak multitasking, Email tidak bersifat push dan tidak terupdate di bawah sistem, tidak menawarkan dual simcard dan TV analog layaknya ponsel lokal di harga yang sama.

Sumber

Tags


Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 comments: on "Review Nokia C3: Pesaing Baru Ponsel QWERTY Lokal"

Post a Comment