Tuesday, August 16, 2011

Desain Gerobak Hasilkan Duit Segepok

Hobi mendesain terbukti bisa mendatangkan duit ratusan juta rupiah. Tidak terbatas pada desain pakaian, aksesoris, atau rumah, mendesain gerobak alias rombong pun juga prospektif. Belum banyak pelaku usaha yang melirik dunia usaha ini. Potensinya masih terbuka lebar.

Permintaan jasa pembuatan rombong dari waktu ke waktu ternyata naik, seiring pertumbuhan pedagang kaki lima (PKL) baik yang di pinggir jalan maupun yang ada di mal-mal. Kondisi ini disadari betul oleh Wahyu Kharisma Ramadan, yang akrab disapa Nobby.

“Dulu orang berpikir bikin rombong untuk jualan kan bentuknya standar. Tetapi setelah modelnya dibikin menarik ternyata pembelinya banyak yang datang, tawaran franchise pun mengalir. Dari situ orang mulai berpikir bahwa bikin rombong dengan sentuhan seni tertentu bisa meningkatkan nilai tambah,” kata Nobby, ditemui di kantor RombongKu di kawasan Barata Jaya XIX.

Nobby bersama istri, Dyas Ayu Anindya, yang sama-sama lulusan Jurusan Desain Produk Industri ITS punya hobi desain sejak kuliah. “Kami ingin kerja yang nggak jauh-jauh dari dunia desain. Tahun 2005 kami mengawali usaha Rombongku ini,” ujar pria kelahiran Banyuwangi, 31 Juli 1979, yang sempat menjajal pekerjaan di perusahaan digital printing selama dua tahun.

Klien pertamanya adalah teman sendiri, pemilik Kebab Turki, Hendy Setiono, yang kini sukses memiliki ratusan franchise atau waralaba di Tanah Air. Kala itu, Hendy masih menjual kebab dengan gerobak dorong berkeliling dari kampung ke kampung. Setelah Kebab Turki, menyusul Bakso Kepala Sapi sampai Coffe Toffe.

“Sekarang ini kami tidak hanya jual jasa pembuatan rombong saja, melainkan sekaligus konsultasi bentuk dan logo produk yang akan dijual. Kebetulan kami masih concern di produk makanan dan minuman (mamin), skala PKL sampai kafe dan resto,” aku Nobby.

Untuk konsultasi desain rombong dan logo, pihaknya menyediakan tiga paket hemat seharga Rp 1,5 juta, Rp 2,5 juta dan Rp 3 juta. Harga ini diluar harga pembuatan rombong itu sendiri.

”Harga rombong bervariasi mulai Rp 1,5 juta sampai Rp 20 juta. Kalau skala kafe bisa lebih mahal lagi karena perangkat yang dibutuhkan lebih banyak dan prosesnya lebih rumit,” ujarnya.

Untuk pengerjaan atau proses poduksi, ia dibantu 25 tukang kayu yang merupakan karyawan lepas di Sidoarjo. Sedangkan proses kreatif atau desain dibantu 10 karyawan. Setidaknya, untuk pesanan satu rombong ukuran standar yang digarap seorang pekerja, bisa dirampungkan dalam tiga hingga empat hari.

“Rata-rata setiap minggu ada 20 klien. Ada yang cuma konsultasi desain ada yang dibikinkan sekalian,” sambung Dyas Ayu, yang sehari-hari juga mengelola lembaga kursus Bahasa Inggris untuk PlayGroup–Taman Kanak-kanak.

“Klien kami rata-rata masih lokal, tetapi yang terjauh dari Papua. Ini karena kami buka penawaran online di http://rombongku.blogspot.com. Selain itu pernah ada klien dari Dubai yang pesan desain secara online untuk produk burger hotdog,” imbuh wanita kelahiran Surabaya, 14 November 1983.

Awal 2005, pasangan suami istri ini mengaku menggunakan modal ‘dengkul’ untuk menjalankan usaha ini. Hanya berbekal laptop dan uang saku Rp 5 juta. Kini, dalam sebulan RombongKu bisa meraup omzet rata-rata Rp 100 juta, kalau ramai bisa tembus Rp 150 juta.

“Seperti jelang Ramadan begini banyak sekali pedagang dadakan yang order ke kami. Ordernya bisa mulai puluhan unit karena target kami adalah pemilik hak waralaba,” sambung Nobby.

Sampai saat ini ada sekitar 400 desain rombong yang ia bikin bersama tim kreatifnya. “Tiap klien beda desain. Kami juga bikin paket yang model rombongnya seragam, jadi kalau ada order tinggal ditempel merek dagang. Tetapi mayoritas desainnya by order,” ujarnya.

Tahun ini, RombongKu ingin berekspansi dengan mengembangkan unit usaha desain kafe dan resto. “Permintaan sudah cukup banyak, ide di kepala sudah menumpuk. Tinggal realisasi aja,” yakin Nobby..

Bikin Rombong, Butuh Mahir Inovasi

Membuat rombong gampang-gampang susah. Apalagi kalau mau rombong yang unik dan cantik. Padu padan bentuk dan warna sangat menentukan penjualan di pasar. Rombong yang menarik, tentu bikin calon pewaralaba tertarik.

Persaingan membuka usaha mamin saat ini tak sekadar citarasa dan pemasaran, kemasan dan pencitraan pun sangat menentukan.

“Banyak anak muda kreatif yang bisa memulai dari sekarang. Tak perlu modal besar untuk usaha semacam ini karena yang dijual adalah ide. Intinya, selain kerja keras juga harus mahir berinovasi dalam desain,” aku Nobby.

Bahan baku utamanya bisa didapat mudah di dalam negeri, mulai papan, cat, plastik, paku dan pernak-pernik rombong. “Kalau tidak bisa jadi tukang, bisa bekerjasama dengan tukang kayu. Asalkan ide rombong sudah divisualisasi dalam tiga dimensi (3D) maka tidak ada kesulitan,” yakinnya.

Ide mendesain, selain bisa browsing dari internet, juga bisa dari buku atau majalah. “Potensi menggali rupiah dari usaha ini masih sangat besar, jadi tunggu apalagi,” ajaknya.

sumber
Foto-foto : http://rombongku.blogspot.com

Tags
Desain Gerobak, bisnis desain gerobak, gerobak kreatif, rombong unik dan cantik, gerobak cantik, gerobak unik, inovasi gerobak, jasa pembuatan rombong, jasa pembuatan gerobak, model gerobak, jenis gerobak, gerobak franchise, gerobak untuk franchise.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

1 comments: on "Desain Gerobak Hasilkan Duit Segepok"

Penjahit Kreatif said...

keren mas noby - rombongku

Post a Comment